Tulisan ini membahas salah satu faktor yang membuat pengesahan Women?s Reservation Bill,
rancangan kebijakan menyediakan sepertiga kursi untuk perempuan di Lok Sabha India, terhambat
pengesahannya. Salah satu faktor tersebut adalah keterwakilan perempuan di parlemen India yang
sangat rendah, dengan rata-rata hanya 7% dari pemilihan umum yang pertama kali di laksanakan
di India. Riset ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data
berdasarkan studi literatur. Guna membahas permasalahan penelitian, digunakan teori Supply-
Demand untuk menjelaskan sisi supply dan demand yang berpengaruh terhadap rendahnya
keterwakilan perempuan di Lok Sabha India, yang menjadi salah satu alasan tidak disahkannya
Women?s Reservation Bill. Teori ini dikemukakan Pippa Norris dan Joni Lovenduski di tahun
1995. Temuan penelitian ini memperlihatkan bahwa sisi supply, yang diuraikan menjadi sumber
daya (waktu, uang, dan pengalaman) dan motivasi (dorongan, ambisi, dan minat dalam politik)
lebih berfokus kepada ketersediaan perempuan untuk mendaftarkan diri menjadi kandidat di dalam
pemilihan umum. Sementara sisi demand memperlihatkan bahwa partai politik atau elit partai
memilih calon-calon kandidat berdasarkan diskriminasi dan prasangka yang dilihat dari
kemampuan, kualifikasi, dan pengalaman dari masing-masing kandidat. Hal ini yang
menyebabkan rendahnya representasi perempuan dan menjadi alasan Women?s Reservation Bill
terhambat hingga saat ini.
Deskripsi Lengkap