Kampanye Closing The Gap (CTG) yang dilaksanakan melalui kebijakan National
Indigenous Reform Agreement (NIRA) dipandang publik gagal mencapai tujuannya
menutup kesenjangan Aborigin. Skripsi ini berfokus pada proses pembuatan kebijakan
National Agreement on Closing The Gap (NACTG) yang menggantikan kebijakan NIRA
untuk menggambarkan proses dan peran dinamika aktor politik dalam pembuatan
kebijakan tersebut di bidang kesehatan. Teori yang digunakan adalah teori Policy Cycle
yang dikembangkan oleh Michael Howlett, di mana terdapat 5 tahapan siklus pembuatan
kebijakan yang terdiri dari agenda-setting, policy formulation, decision making, policy
implementation, dan policy evaluation. Penelitian ini menggunakan 2 dari 5 tahap
tersebut, yakni agenda-setting dan policy formulation. Metode penelitian yang digunakan
adalah kualitatif dengan teknik studi kepustakaan dan kajian dokumen resmi. Skripsi ini
menemukan bahwa isu yang mendorong urgensi kebijakan NACTG adalah rendahnya
keterlibatan masyarakat Aborigin dalam kebijakan NIRA yang disampaikan oleh
masyarakat Aborigin dalam Redfern Statement, peristiwa ini menjadi titik awal tahap
agenda-setting kebijakan NACTG. Pada tahap policy formulation, masyarakat Aborigin
selalu terlibat dalam pembuatan kebijakan NACTG sehingga berperan besar dalam
menentukan arah kebijakan tersebut. Dalam Parlemen, kubu Koalisi pemerintah dan
Oposisi memiliki pendekatan yang berbeda dalam arah kebijakan yang diinginkan. Kubu
Oposisi ingin menjadikan Aborigin sebagai Legislator kebijakannya sendiri dan
memberikan penambahan dana kesehatan guna mendorong kualitas kesehatan Aborigin,
sementara itu kubu Koalisi memilih menjadikan Aborigin sebagai konsultan dalam
NACTG dan memilih memberikan peran yang lebih besar pada masyarakat Aborigin
dalam pelaksanaan kebijakan kesehatan agar lebih tepat sasaran serta efektif.
Deskripsi Lengkap