Deskripsi Lengkap

Tesis
No. Panggil 0025-2021/ETS-POL Ana p
Judul Politik Pencalonan dan Keterpilihan Suami dan Istri sebagai Calon Kepala Desa dalam Pemilihan Kepala Desa: Studi Kasus Desa Lembor Kabupaten Lamongan dan Desa Sekaran Kabupaten Bojonegoro Tahun 2019
Pengarang Anang Fajrul Ukhwaluddin
Penerbit dan Distribusi 2021
Subjek Pemilihan Kepala Desa, Pencalonan, Keterpilihan, Pasangan Suami-Istri.
Kata Kunci Village Head Election, Nomination, Electability, Partner Husband Wife
Lokasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Ketersediaan
Nomor Panggil No. Barkod Ketersediaan
0025-2021/ETS-POL Ana p 0025-2021/ETS-POL TERSEDIA
Ulasan Anggota
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 79565
Sampul
Abstrak
Penelitian ini membahas tentang politik pencalonan dan keterpilihan suami atau istri dalam pemilihan kepala desa yang berlokasi di Desa Lembor, Kabupaten Lamongan dan Desa Sekaran, Kabupaten Bojonegoro tahun 2019. Kebaruan penelitian ini ialah berusaha mengkaji proses pencalonan dan faktor-faktor yang menyebabkan majunya pasangan suami istri dalam pemilihan kepada desa. Selain itu, penelitian ini juga berusaha mengkaji faktor-faktor yang menyebabkan suami sebagai petahana terpilih di Desa Lembor dan suami sebagai petahana tidak terpilih di Desa Sekaran. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses dan faktor pencalonan pasangan suami-istri di Desa Lembor dipengaruhi oleh kondisi masyarakatnya yang terbagi ke kelompok NU dan Muhammadiyah. Dua kelompok tersebut memiliki peran strategis untuk menentukan proses pencalonan dalam pilkades. Sementara di Desa Sekaran dipengaruhi oleh modal sosial dan modal simbolik yang dimiliki oleh satu keluarga yang dibarengi dengan adanya suatu mitos. Terkait dengan keterpilihan, di Desa Lembor suami sebagai petahana terpilih dikarenakan dukungan kuat dari kelompok NU. Sedangkan di Desa Sekaran, tidak terpilihnya suami dikarenakan adanya gerakan dari keluarga istri dan perangkat desa, serta munculnya berbagai isu yang melemahkan posisi suami sebagai petahana. Signifikansi teori yakni tiga tahapan pencalonan Pippa Noris relevan dalam konteks yang terjadi di Desa Lembor, meskipun peran partai politik digantikan oleh NU dan Muhammadiyah. Teori modal sosial Pierre Bourdieu dalam konteks di Desa Lembor masih relavan, baik dalam hal pencalonan dan keterpilihan, sedangkan di Desa Sekaran modal sosial dan simbolik sangat berpengaruh pada pencalonan, tetapi tidak berpengaruh pada keterpilihan.