Tulisan ini membahas tentang gangguan (disrupsi) yang terjadi pada Partai Golkar di Pemilu
2019 sejak dibentuknya relawan Golkar-Jokowi (Gojo). Pengaruh relawan Gojo terhadap
rekrutmen politik tidak berdampak langsung karena Gojo dibentuk tidak berdasarkan
perintah partai. Gojo mempengaruhi rekrutmen Partai Golkar sebelum Komisi Pemilihan
Umum (KPU) menetapkan caleg. Relawan Gojo memanfaatkan media sosial untuk
memperkenalkan bakal caleg Golkar dengan instrumen relawan. Sedangkan terhadap
perubahan kampanye Partai Golkar, relawan Gojo memberikan dampak karena Golkar lebih
kreatif memanfaatkan media sosial dengan memanfaatkan dukungan terhadap Jokowi.
Dengan adanya Relawan Gojo maka kampanye-kampanye Partai Golkar lebih cepat dan
dinamis, karena tidak lagi melalui jenjang organisasi. Penelitian ini menggunakan metode
kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah
konsep disrupsi Francis Fukuyama dan konsep pelembagaan Samuel P. Huntington. Temuan
dari tulisan ini, lahirnya Gojo di Partai Golkar awalnya mendapatkan respon negatif dari
beberapa kader karena menjadi hal baru di internal partai. Namun, pergerakan Gojo mampu
memperkenalkan Golkar lebih cepat dan lebih baik dari infrastruktur kekuasaan yang sudah
ada. Dari perubahan yang dibuat oleh Gojo terhadap rekrutmen dan kampanye Partai Golkar.
Perubahan terhadap pola kampanye lebih terlihat dibandingkan rekrutmen politik.
Deskripsi Lengkap