Teori Peran sosial menjelaskan bahwa setiap perbedaan perilaku antara laki-laki dan
perempuan adalah hasil dari stereotype budaya tentang gender. Perempuan diharapkan
untuk berperilaku sesuai dengan gendernya, sehingga hal ini menyebabkan perbedaan
tugas yang diberikan pada mereka oleh masyarakat. Perbedaan tugas ini mencolok di
pekerjaan yang didominasi oleh perempuan, seperti pekerja kesehatan, guru playgroup
dan guru Taman Kanak-Kanak, apabila disandingkan dengan pekerjaan yang didominasi
laki-laki, seperti pekerja bangunan, montir atau tukang listrik. Dewasa ini, perbedaan
tersebut juga dapat ditemui di komisi-komisi legislatif Indonesia. Komisi yang terkait
dengan subjek kesehatan, kegiatan sosial, atau komisi-komisi dengan nuansa soft politics,
tampak memiliki keterlibatan perempuan yang cukup tinggi apabila dibandingkan dengan
komisi-komisi yang terkait dengan urusan militer, dalam negeri, atau komisi-komisi lain
dengan nuansa hard politics. Sehingga, riset mengenai perbedaan proposi gender antar
komisi perlu untuk dilakukan untuk melihat dampak peran sosial kepada pembagian tugas
di DPR RI. Menggunakan data yang dikumpulkan melalui proses wawancara dan studi
literatur, riset ini menemukan bahwa peran sosial tidak mempengaruhi institusi legislatif
secara system, tetapi lebih berakar pada pengaruh budaya yang membuat perempuan sulit
untuk ikut terlibat dalam institusi legislatif. Walaupun masalah ini terus coba untuk
diselesaikan oleh pemerintah, perempuan masih mengalami berbagai halangan untuk
bergabung dalam institusi legislatif, karena mereka harus memiliki kemauan, kemampuan
finansial, dan izin dari keluarga. Halangan-halangan ini tidak terjadi pada laki-laki karena
peran laki-laki dalam keluarga masih diharapkan untuk menjadi pencari uang, memimpin,
dan tergabung dalam pemerintahan. Sedangkan, perempuan masih diharapkan untuk
mengambil peran sosial sebagai pengurus keluarga. Sehingga, peran sosial masih
mempengaruhi perempuan untuk tergabung dalam institusi legislatif yang akhirnya
membuat jumlah perempuan secara supply lebih sedikit dan tugas komisi yang mereka
pilih juga masih dipengaruhi oleh peran sosial sebagai perempuan dalam keluarga.
Deskripsi Lengkap