Mitos kecantikan dalam masyarakat patriarki telah melahirkan standar kecantikan
yang sebenarnya dibangun dari sistem sex/gender yang wajib dipatuhi setiap perempuan.
Standar kecantikan patriarki tidak hanya dikonstruksi berdasarkan male gaze dan
mengekslusikan pengalaman perempuan, tetapi juga menyengsarakan perempuan.
Penilaian moral yang tertulis dalam gambar tubuh perempuan yang tidak sesuai dengan
standar kecantikan patriarki menciptakan respon yang menindas tidak hanya dari cara
perempuan memperlakukan dirinya melalui diet, operasi plastik, hair removal, dan
penggunaan make up atau pakaian tertentu, tetapi juga dari orang lain. Dengan
menggunakan kasus unggahan story Instagram Michelle Halim pada 10 Juli 2021,
penulisan ini bertujuan untuk melihat respon yang menindas dari orang lain sebagai
serangan yang ditunjukkan kepada perempuan yang menantang cara dominan dalam
memandang tubuh sesuai dengan cita-cita kecantikan yang dibentuk oleh masyarakat
patriarki. Berdasarkan hasil analisis penulis menggunakan teori feminis radikal,
unggahan story Instagram Michelle Halim dan pendukungnya merupakan contoh
serangan yang menindas berupa gendered and sexist online hate speech terhadap
perempuan pendukung gerakan body positivity. Gendered and sexist online hate speech
ini dapat terjadi sebagai akibat dari internalisasi standar kecantikan perempuan dalam
masyarakat patriarki yang dilanggengkan oleh media sebagai alat untuk mempertahankan
sistem penindasan (opresi) terhadap perempuan.
Deskripsi Lengkap