Pada akhir Oktober 2020 lalu, media sosial diramaikan dengan tagar
#savekomodo karena cuitan dari akun Kawan Baik Komodo yang memperlihatkan foto
sebuah truk dihadang seekor komodo. Rupanya foto tersebut merupakan kondisi
pembangunan proyek pariwisata di Taman Nasional Komodo, yang dikenal oleh umum
sebagai ?Jurassic Park?. Proyek pembangunan pariwisata tersebut kemudian
mengundang banyak pro dan kontra, karena dinilai mengganggu ekosistem komodo yang
berada disekitar area pembangunan. Padahal, satwa komodo telah memiliki status
terancam punah yang dengan adanya pembangunan ini, dapat membahayakan ekosistem
komodo lebih lanjut. Tidak hanya itu, proyek pembangunan ini juga dinilai dapat
merugikan masyarakat lokal. Hal ini menimbulkan pertanyaan, mengetahui bagaimana
risikonya terhadap lingkungan, apakah kebijakan pemerintah untuk membangun proyek
?Jurassic Park? merupakan langkah konservasi yang tepat. Sehingga, dalam karya tulis
ini, penulis mencoba untuk mengeksplorasi lebih dalam mengenai risiko dan kebijakan
pembangunan proyek ?Jurassic Park? dengan menggunakan perspektif Conservation
Criminology (kriminologi konservasi). Data yang diperoleh mendukung pernyataan
sebelumnya terkait dengan bagaimana proyek wisata alamm liar seperti ?Jurassic Park?
dapat berdampak pada ekosistem komodo dan merugikan masyarakat. Dengan
menggunakan analisis data sekunder, pembahasan karya tulis ini terdiri dari pengelolaan
sumber daya alam dan biologi konservasi, kriminologi, serta ilmu risiko dan keputusan.
Diketahui bahwa kebijakan pemerintah dalam melakukan proyek pembangunan ?Jurassic
Park? tidak melibatkan masyarakat. Kemudian terlihat juga bagaimana pemerintah tidak
terlalu mempertimbangkan apa risikonya terhadap lingkungan namun lebih kepada
keuntungan yang akan didapatkan. Kebijakan pembangunan ini juga bisa dikatakan
kontradiktif dengan kebijakan pemerintah menjadikan wilayah tersebut sebagai Taman
Nasional.
Deskripsi Lengkap