Besarnya daya serap tenaga kerja industri kreatif serta kontribusinya yang massif
terhadap PDB menyebabkan pemerintah terus mendorong perkembangan industri kreatif.
Namun pada kenyataannya para pekerja industri kreatif masih diliputi kerentanan dan
mengalami beragam bentuk viktimisasi. Tulisan ini menggunakan pendekatan kualitatif
dengan menggunakan data sekunder dari literatur ilmiah dan laporan yang diterbitkan
oleh SINDIKASI. Hasilnya menemukan bahwa praktik pengaturan sistem kerja fleksibel
yang dilakukan oleh pekerja industri kreatif pada masa Labor Market Flexibelity atau
pasar tenaga kerja fleksibel dalam rezim neoliberalisme telah membuka ruang untuk
dilakukannya praktik yang disebut flexploitation. Pemerintah yang secara tidak langsung
abai untuk melindungi pekerja ini diidentifikasi menyebabkan viktimisasi struktural
terhadap pekerja industri kreatif.
Deskripsi Lengkap