Studi ini mengevaluasi keberlanjutan program Peace Village oleh Wahid Foundation
dalam memberdayakan masyarakat khususnya perempuan pada aspek sosial-ekonomi di
Desa Pengasinan. Studi sebelumnya menjelaskan tantangan pada keberlanjutan program
pemberdayaan yang dilakukan oleh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) terutama pada
rendahnya partisipasi dan peningkatan kapasitas penerima manfaat. Oleh karenanya,
model evaluasi ini mengkombinasikan bentuk alat analisis seperti Main Analytical
Categories untuk melihat proses implementasi dan keberhasilan program yang sesuai
rencana awal; analisis SWOT untuk melihat tata kelola program dengan memberikan
strategi yang lebih baik; serta analisis partisipasi dan capacity building sebagai alat
analisis pendukung untuk melihat proses dan dampak yang berimplikasi pada
keberlanjutan program itu sendiri. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa kekuatan program
ada pada sumber daya dan desain program dimana perencanaannya sudah sangat baik dan
relevan dengan penerima manfaat. Namun, efektivitas, dampak, keberlanjutan, dan
replikabilitas program masih menunjukkan hasil yang belum optimal. Partisipasi yang
bersifat eventual dan capacity building yang terbatas menunjukan program belum
memenuhi parameter program pemberdayaan yang berkelanjutan. Kurangnya
keterlibatan dari Pemerintahan Desa dan ketidaktepatan penerapan program pada konteks
sosial masyarakat yang ada juga menjadi hambatan utama pada efektivitas implementasi
program. Kegiatan pada program Peace Village masih menekankan output sebagai hasil
akhir dari program dibandingkan outcome. Dengan demikian, evaluasi program serupa
perlu mengakomodasi dampak yang membahas outcome seperti modal sosial untuk
melihat keberlanjutan program pemberdayaan yang ada.
Deskripsi Lengkap