Deskripsi Lengkap

Tesis
No. Panggil 0016-2021/ETS-SOS Aki b
Judul Basis Sosial Dalam Perilaku Memilih Penghayat Kepercayaan Pada Pilpres 2019 di Kota Semarang
Pengarang Akil Fitra Sholakodin
Penerbit dan Distribusi 2021
Subjek basis sosial, perilaku memilih, penghayat kepercayaan, pilihan rasional keagamaan, Pilpres 2019
Kata Kunci social basis, voting behavior, indigenous religion, rational choice theory of religion, Indonesia election 2019
Lokasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Ketersediaan
Nomor Panggil No. Barkod Ketersediaan
0016-2021/ETS-SOS Aki b 0016-2021/ETS-SOS TERSEDIA
Ulasan Anggota
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 79634
Sampul
Abstrak
Penelitian ini menganalisis perilaku memilih masyarakat penghayat kepercayaan di Kota Semarang. Penelitian ini berargumen bahwa persoalan memilih yang dilakukan masyarakat penghayat kepercayaan dalam kontestasi Pilpres 2019 dipengaruhi oleh pilihan rasional keagamaan. Mekanisme memilih yang dilakukan penghayat kepercayaan bekerja melalui konsep modal religius berdasarkan tindakan spiritual yang dilakukan (Iannaccone, 1997). Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif yang dibantu dengan data kuantitatif (dua level). Teknik pengambilan data digunakan dengan wawancara mendalam dan survei sederhana secara proporsional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mekanisme memilih pada basis sosial penghayat kepercayaan di reproduksi melalui ritual-ritual kepercayaan (panyuwunan) yang berfokus pada penentuan calon presiden. Ritual (pilihan rasional keagamaan) ini digelar oleh MLKI Pusat dan daerah, yang memunculkan sosok Jokowi sebagai calon pilihan, dengan tanda- tanda yang bersifat spiritual. Tanda yang muncul ditafsirkan sebagai petunjuk yang kemudian di sosialisasikan pada seluruh penghayat kepercayaan guna memobilisasi teknis perilaku memilih pada Pilpres 2019. Fakta ini di dukung dengan data kuantitatif berupa mayoritas responden sebanyak 91% penghayat kepercayaan mendukung Jokowi sebagai Presiden Indonesia. Hal berikut di dasari oleh sosok Jokowi yang melindungi penghayat kepercayaan (37,6%). Hal ini menunjukkan bahwa pilihan rasional keagamaan beroperasi melalui religious capital yang berupa akumulasi pengetahuan dan pengalaman spiritual keagamaan elite organisasi penghayat seperti MLKI dan paguyuban penghayat, guna memobilisasi konstituen untuk memilih salah satu calon, yakni pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Jokow-Ma?ruf.