Deskripsi Lengkap

Tesis
No. Panggil 0019-2021/ETS-SOS Ren o
Judul Otonomi Tubuh Perempuan dalam Industri Musik Dangdut: Dinamika Antara Hegemoni Kuasa dengan Negosiasi untuk Bertahan
Pengarang Reni Ferlitasari
Penerbit dan Distribusi 2021
Subjek otonomi tubuh, perempuan penyanyi, kebebasan, hegemoni kekuasaan, negosiasi
Kata Kunci Body autonomy, female singer, freedom, hegemony of power, negotiation
Lokasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Ketersediaan
Nomor Panggil No. Barkod Ketersediaan
0019-2021/ETS-SOS Ren o 0019-2021/ETS-SOS TERSEDIA
Ulasan Anggota
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 79637
Sampul
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan otonomi tubuh perempuan penyanyi dalam industri musik dangdut. Studi sebelumnya telah menunjukkan bahwa perkembangan musik dangdut tidak terlepas dari keberadaan perempuan, bahkan perempuan menjadi aktor yang dominan meski hingga saat ini masih tetap berada dalam posisi lemah, tidak memiliki otoritas terhadap tubuhnya. Argumen penelitian ini adalah komodifikasi tubuh perempuan menghasilkan objektivikasi sekaligus subjektivitas bagi perempuan, dan tubuh perempuan lebih sebagai komoditas bisnis (obyek) akibat pengaruh hegemoni kekuasaan. Berbagai penelitian tentang perempuan dalam industri musik dangdut menunjukkan tidak mudahnya bernegosiasi atas tubuhnya. Penelitian ini mengisi kekosongan studi tentang strategi negosiasi perempuan penyanyi dangdut dalam menentukan otonomi atas tubuhnya. Studi ini menggunakan konsep otonomi tubuh, eksploitasi tubuh perempuan dalam industri musik dangdut dan negosiasi. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan melakukan wawancara mendalam terhadap 5 orang perempuan penyanyi yang bergabung dalam industri musik dangdut Alta Musik Pugung Lampung. Studi ini menemukan perempuan dapat menjadikan tubuhnya sebagai subyek dengan strategi menjadikan dirinya sebagai pengendali tubuhnya. Artinya ia leluasa menggunakan tubuhnya untuk mencapai berbagai kepentingan, salah satunya kebebasan mengekspresikan diri sebagai perempuan penyanyi tanpa ada paksaan berpakaian dan berpenampilan ?seksi? di atas panggung. Dinamika otoritas tubuh perempuan dapat dilatari oleh konteks dan pengaturan tertentu. Sementara posisi tawar dalam bernegosiasi tergantung bagaimana strategi sang penyanyi membangun relasi sosial dengan aktor lain. Otonomi tubuh perempuan mutlak milik otoritas dirinya ketika ia mampu mewujudkan kontrol atas tubuh melalui upaya strategi dan bernegosiasi.