Pada tahun 2016, Pemerintah Turki memutuskan untuk melakukan operasi militer Euphrate Shield di wilayah Suriah Utara. Target utamanya adalah Islamic State of Iraq and the Levant (ISIL) dan Syrian Democratic Force (SDF). Turki menggunakan hak membela diri melalui pasal 51 piagam PBB. Operasi militer ini menjadi titik balik kebijakan luar negeri Turki terhadap SDF yang sebelumnya bersifat menawarkan kerjasama dan netral menjadi bersifat agresif. Selain kepada SDF, kebijakan luar negeri Turki ini juga mengakhiri fundamental politik regional Turki yakni ?Zero Problems with Neighbors? (tidak ada masalah dengan tetangga) menjadi bersifat intervensionisme pada wilayah Suriah Utara. Perubahan kebijakan luar negeri Turki terhadap SDF membuat sekutu-sekutu Turki khususnya Amerika Serikat dan NATO terkejut dan tidak setuju, mengingat SDF adalah rekan mereka dalam menghadapi ISIL di Suriah Utara. Penelitian ini akan membahas faktor-faktor yang membuah Turki mengubah kebijakan luar negerinya terhadap SDF menggunakan kerangka kerja ?Analisis Perubahan Kebijakan Luar Negeri? milik Kilic Bugra Kanat. Kerangka kerja tersebut akan membahas tiga faktor utama yakni internasional, domestik, dan pembuat kebijakan. Penelitian ini memiliki argumen bahwa perubahan kebijakan luar negeri Turki terjadi disebabkan oleh adanya dorongan dari berbagai faktor sehingga menyebabkan perubahan orientasi internasional kebijakan luar negeri Turki.
Deskripsi Lengkap