Globalisasi dan neoliberalisasi secara global telah menciptakan bentuk ekonomi transnasional yang baru dengan tingkat integrasi ekonomi antar negara yang transformatif terhadap ekonomiekonomi nasional. Salah satu aspek ekonomi yang terpengaruh berkat kebijakan-kebijakan neoliberal adalah ketenagakerjaan dan pasar tenaga kerja, utamanya karena meningkatnya kompetisi ekonomi global mendorong firma-firma untuk menekan ongkos melalui relokasi situs produksi di wilayah dengan ongkos produksi yang lebih murah, yaitu di negara-negara Selatan. Namun, fenomena tersebut telah mendorong masuknya pekerja perempuan secara masif pada ketenagakerjaan berbayar atau yang lalu disebut sebagai feminisasi kerja, suatu hal yang merefleksikan aspek tergender (gendered) dalam pasar tenaga kerja dan ketenagakerjaan secara umum. Maka dari itu, perspektif feminis digunakan untuk menganalisis bagaimana pasar tenaga kerja dan ketenagakerjaan yang tergender membentuk suatu fenomena feminisasi kerja. Tugas karya akhir ini menilik 38 literatur dalam perspektif feminis yang sensitif terhadap aspek gender dalam institusi, diskursus, hingga hubungan Utara-Selatan yang berhubungan dengan feminisasi kerja. Literatur-literatur yang telah dikumpulkan lalu dikategorisasikan pada tiga tema besar menggunakan metode tipologi, yaitu (1) feminisasi kerja dalam perspektif ekonomi politik, (2) feminisasi kerja dalam perspektif gender, dan (3) implikasi feminisasi kerja. Penulis menemukan bahwa perspektif feminis liberal dan feminis poststruktural menjadi basis dari literatur mengenai feminisasi kerja yang lalu menggambarkan feminisasi kerja sebagai proses yang dinamis dan berperan dalam membentuk tren global mengenai ketenagakerjaan, serta mencakup beberapa fenomena yang saling berkelindan dengan globalisasi sebagai pusatnya.
Deskripsi Lengkap