Revolusi 1989 menandai perubahan penting dalam sejarah Eropa Timur, dengan kejatuhan rezim komunis, yang tidak hanya memunculkan demokrasi tetapi juga mengubah dinamika partisipasi masyarakat dalam politik. Transisi ini memerlukan pembaruan sosial untuk memastikan warisan komunisme tidak tertinggal dalam fondasi demokrasi yang sedang dibangun. Dekomunisasi, sebagai proses menghilangkan pengaruh komunis dan menegakkan keadilan moral atas masa lalu, menjadi kunci utama untuk memperkuat demokrasi di Eropa Timur. Tugas karya akhir ini akan berusaha membahas terkait proses dekomunisasi di enam negara Eropa Timur?Polandia, Republik Ceko, Republik Slovakia, Hungaria, Rumania, dan Bulgaria?setelah Revolusi 1989. Melalui penelusuran terhadap 44 literatur yang mencerminkan proses dekomunisasi di Eropa Timur, tulisan ini menggunakan metode taksonomi berdasarkan tiga tema utama, yaitu: (1) dasar hukum dekomunisasi, (2) lembaga dekomunisasi di Eropa Timur, (3) identitas baru sebagai transformasi sosial dan politik, dan (4) peran great power dalam pengaruh dekomunisasi. Penulis menemukan bahwa proses dekomunisasi di Eropa Timur pasca Revolusi 1989 merupakan sebuah proses yang kompleks dan beragam. Setiap negara menghadapi tantangan yang berbeda, baik dari faktor internal maupun pengaruh eksternal?seperti Barat?yang turut memainkan peran aktif. Meskipun dekomunisasi dianggap sebagai langkah penting menuju demokrasi, namun dalam implementasinya diperlukan pendekatan yang lebih mendalam untuk mencapai keadilan yang berkelanjutan
Deskripsi Lengkap