Fenomena perdagangan internasional mendorong terbentuknya kondisi interdependensi antaraktor internasional, terutama dalam rantai pasokan global (global supply chain/GSC). Kondisi GSC yang senantiasa mengalami disrupsi kemudian mendorong pembentukan konsep supply chain resilience (SCRES) yang berfungsi untuk memungkinkan aktor internasional agar dapat beradaptasi terhadap kondisi kerentanan tersebut. Tulisan ini dibentuk untuk mengkaji pandangan aktor internasional terhadap konsep SCRES. Metode penelitian yang digunakan adalah metode taksonomi dengan melakukan pembagian bahan penelitian berdasarkan tematema dominan yang muncul. Dalam penelitian ini, data yang terkumpul sebanyak 28 literatur yang kemudian dibagi ke dalam dua tema utama, yaitu (1) SCRES dalam Perspektif Perusahaan Multinasional (MNC), dan (2) SCRES dalam Perspektif Negara dan Organisasi Internasional. Temuan penelitian mengidentifikasi beberapa konsensus dan perdebatan. Dalam perspektif MNC, konsensus mencakup strategi diversifikasi rantai pasokan sebagai krusial untuk membentuk SCRES, efektivitas strategi integrasi, dan perubahan pola hubungan perusahaan dalam rantai nilai global (GVC) akibat SCRES. Di sisi lain, terdapat perdebatan mengenai hubungan antara penerapan prinsip keberlanjutan dan upaya pembentukan SCRES, serta perbedaan interpretasi terhadap definisi SCRES. Sementara itu, dalam perspektif negara dan organisasi internasional, konsensus melibatkan strategi diversifikasi rantai pasokan dan pentingnya peningkatan kapabilitas militer untuk membentuk SCRES. Namun, terdapat perdebatan mengenai efektivitas praktik penimbunan pasokan darurat (safety stocks), viabilitas dan efektivitas dari praktik near-shoring, dan interpretasi terhadap definisi SCRES. Refleksi terhadap penelitian mencatat dominasi literatur ilmu manajemen, dengan sedikit kontribusi dari studi hubungan internasional, yang kebanyakan didominasi paradigma IPE dan liberalisme. Celah penelitian muncul pada kurangnya perspektif paradigma lain seperti realisme, marxisme, dan konstruktivisme. Simpulan penelitian menunjukkan bahwa SCRES secara umum dianggap sebagai kemampuan suatu aktor untuk membentuk rantai pasokan yang lebih mampu menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan setelah mengalami disrupsi. Rekomendasi penelitian mencakup pengembangan penelitian SCRES berdasarkan paradigma HI lainnya, eksplorasi lebih lanjut dari perspektif IPE, terutama terkait posisi SCRES dalam dinamika ekonomi dan politik internasional, serta pencarian perspektif aktor internasional lain seperti NGO. Rekomendasi juga diberikan pada Indonesia untuk mengadopsi prinsip yang bersifat inward dan outward-looking bila ingin membentuk SCRES.
Deskripsi Lengkap