Skripsi ini membahas tentang tahapan pelatihan vokasional dan pembinaan kewirausahaan bagi penerima manfaat rehabilitasi sosial napza di Sentra Handayani. Penelitian ini dilatarbelakangi isu penyalahgunaan yang prevalensinya kian meningkat. Upaya rehabilitasi sosial dilakukan dengan pendekatan holistik salah satunya memberikan bekal kemandirian berupa keterampilan vokasional agar korban penyalahguna napza dapat bekerja memenuhi kebutuhannya dan keluarga setelah selesai menjalani rehabilitasi sosial. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu tahapan pelatihan vokasional dan pembinaan kewirausahaan di suatu human service organization di bidang rehabilitasi penyalahgunaan zat yakni Sentra Handayani, dan menggambarkan faktor pendukung dan penghambat pelaksanaannya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif jenis deskriptif, informan wawancara berjumlah tiga belas orang, disertai data hasil observasi, dan studi dokumentasi. Rentang waktu penelitian dari September 2022 sampai Desember 2023. Hasil penelitian menunjukan terdapat enam tahapan dalam pelatihan vokasional dan pembinaan kewirausahaan di Sentra Handayani yang berjalan berurutan meliputi tahap intake & engagement bertujuan membangun kedekatan, kepercayaan, dan kesadaran akan kebutuhan layanan sehingga terjadi kesepakatan layanan. Tahap asesmen komprehensif bertujuan mengidentifikasi permasalahan dan potensi pm. Tahap perencanaan atensi bertujuan merumuskan strategi pemecahan masalah berdasarkan kesepakatan bersama. Tahap implementasi menjalankan rencana layanan yang telah disepakati. Tahap terminasi bertujuan mengevaluasi pemulihan dan kesiapan pm untuk kembali ke masyarakat. Tahap aftercare/pasca layanan adalah layanan monitoring dan pemberian dukungan setelah terminasi. Hasil penelitian juga menunjukan faktor-faktor pendukung pelatihan vokasional dan pembinaan kewirausahaan terdiri dari motivasi diri penerima manfaat, dukungan pihak manajerial memfasilitasi dan mendorong pelaksanaan layanan pelatihan vokasional, instruktur vokasional yang kompeten, sinergi baik antar profesi, fasilitas memadai baik ruangan kelas maupun peralatan praktik, dukungan keluarga membangun motivasi penerima manfaat. Faktor-faktor penghambat antara lain, pengaruh zat narkotika yang menyebabkan sulit berkonsentrasi, mengingat, mengendalikan emosi, dan badan terasa sakit. Masalah pribadi seperti masalah ekonomi, hubungan keluarga, kekhawatiran akan masa depan membebani pikiran penerima manfaat sehingga memengaruhi performa belajar. Anggaran terbatas untuk akomodasi petugas menghambat layanan aftercare. Terakhir stigma negatif masyarakat terhadap mantan penyalahguna napza yang menghambat penerima manfaat bersosialisasi dan mendapat pekerjaan.
Deskripsi Lengkap