Tulisan ini membahas tentang perkembangan perkebunan sawit yang semakin meningkat dan tersebar di berbagai negara salah satunya di Indonesia. Perkembangan perkebunan sawit di tingkat global kemudian memiliki dampak kepada konteks lokal salah satunya di Kampung Palawijo yang berbatasan langsung dengan perkebunan sawit Kebun Cikasungka PTPN III KSO PTPN VIII. Para penduduk yang sebelumnya mayoritas bekerja di perkebunan karet milik PTPN VIII yang kemudian secara bertahap mengubah komoditasnya dari karet menjadi sawit dari tahun 2001. Perubahan komoditas tersebut tentu saja mengubah pola dan sistem penghidupan masyarakat yang tadinya bekerja di karet menjadi sawit. Namun, seiring berjalannya waktu terdapat perubahan ketergantungan penduduk Kampung Palawijo yang tadinya hampir seluruhnya menggantungkan penghidupannya dengan bekerja di karet kini setelah beralih menjadi komoditi sawit perlahan kemudian berkurang untuk bekerja di sawit. Situasi dan beban kerja yang berat dianggap tidak setara dengan upah yang diberikan, membuat minat untuk bekerja di sawit semakin menurun. Selain itu perempuan yang bekerja mayoritas menjadi Buruh Harian Lepas yang memiliki beban ganda karena harus mengurus kerja domestik yang sering diidentikkan sebagai pekerjaan yang tidak menghasilkan. Padahal kerja yang mereka lakukan itulah yang memungkinkan laki-laki bekerja di luar rumah dan mendapatkan upah. Kini strategi penghidupan yang dilakukan para penduduk sekitar memilih untuk bekerja di luar perkebunan sawit dan juga memilih untuk bermigrasi untuk mendapatkan penghidupan yang lebih baik.
Deskripsi Lengkap