Melalui studi literatur mendalam dan pengamatan terlibat, makalah ilmiah akhir ini merefleksikan pemahaman penulis secara antropologis tentang bagaimana ciri-ciri gelombang kebudayaan kopi dan praktik berkomunitas bermodel cocoon community dapat tampil dari praktik-praktik kegiatan Bogor Coffee Community, sebuah komunitas kopi lokal yang melaksanakan praktik berkomunitasnya di wilayah identitas imajiner Bogor Raya, Jawa Barat, Indonesia pada era kebersamaan abad ke-21. Makalah ilmiah ini menunjukkan bahwa Bogor Coffee Community melaksanakan praktik berkomunitas yang dapat menampung empat gelombang kebudayaan kopi secara sekaligus (first, second, third, fourth wave), yang saling berkesinambungan dan masing-masing gelombangnya mempunyai sifat kontinuitas. Kendati demikian, komunitas ini utamanya menggunakan budaya kopi bergelombang ketiga (walaupun masih belum menjunjung nilai-nilai keadilan fair trade dan traceability dalam penggunaan kopi serta kegiatan berkomunitasnya) sebagai kebudayaan utama melalui penyelenggaraan tiga tema kegiatan: silaturahmi, edukasi, dan kompetisi-kompetisi kopi berbudaya bergelombang ketiga, dengan mengadopsi dan memodifikasi standar pedoman dari asosiasi induk kopi global Specialty Coffee Association yang disesuaikan dengan konteks situasi lokal. Sesuai dengan karakteristik cocoon community, Bogor Coffee Community dalam praktik berkomunitasnya tercipta karena tujuan identitas-imajiner-kontekstual, bersifat temporer namun lestari, sukarela, informal, tidak mengikat, memberi manfaat, perlindungan dan kehangatan bagi individu didalamnya, serta mengutamakan pengamalan praktik dan interaksi-interaksi konkrit untuk melanggengkan kekukuhan komunitasnya.
Deskripsi Lengkap