Deskripsi Lengkap

Tesis
No. Panggil 0016-2023/ETS-ANT Lin m
Judul Menjadi Perempuan Reformed Injili: Sebuah Etnografi Spiritualitas
Pengarang Lingkan Claudia
Penerbit dan Distribusi 2023
Subjek
Kata Kunci
Lokasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Ketersediaan
Nomor Panggil No. Barkod Ketersediaan
0016-2023/ETS-ANT Lin m 0016-2023/ETS-ANT TERSEDIA
Ulasan Anggota
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 80706
Sampul
Abstrak
Gereja Reformed Injili Indonesia (GRII) adalah sebuah kongregasi Protestan besar, berdenominasi Reformed/Calvinis dengan penekanan pemberitaan Injil. Berbeda dengan gereja-gereja Protestan lainnya di Indonesia, GRII memercayai doktrin komplementarian di mana laki-laki dan perempuan setara, namun laki-laki menjadi pemimpin dan perempuan menjadi penolong. Meski demikian, perempuan memegang peranan yang tidak kalah penting dalam gereja, yaitu sebagai roda penggerak pelayanan. Ini membuktikan bahwa perempuan memiliki suatu ruang di mana mereka tetap bisa menjalankan agensi pribadinya. Penelitian ini menjawab dua pertanyaan. Pertama, bagaimana jemaat perempuan membentuk konsepsi diri yang mereka aspirasikan sesuai dengan doktrin yang diajarkan oleh GRII. Kedua, setelah berproses dalam gereja dan kehidupan sehari-hari, bagaimana mereka memraktikkan doktrindoktrin gereja dengan agensi moral mereka masing-masing serta dengan beragam kontradiksi dan negosiasi etik yang menyertainya. Penelitian dilakukan dengan mewawancarai secara dalam empat orang informan yang semuanya merupakan jemaat perempuan GRII. Wawancara dilakukan minimal dua kali tiap informan dalam rentang waktu dua bulan di kuartal keempat 2023. Hasil pertama yang didapat dari penelitian ini adalah klaim Gereja bahwa kebenaran yang mereka miliki berasal dari otoritas tertinggi serta tujuan hidup pribadi dan kolektif yang besar membentuk individu untuk menjadi subjek-subjek etis yang sesuai oleh keinginan Gereja. Hasil kedua adalah bahwa dengan berproses, individu dengan agensi moral mereka sanggup bertindak sesuai dengan konteks kehidupan masing-masing dengan berbagai negosiasi etik sambil tetap mempertahankan identitas mereka sebagai perempuan Kristen.