Deskripsi Lengkap

Tesis
No. Panggil 0017-2023/ETS-ANT Ram o
Judul Otoritas Seni, Dakwah dan Politik Rhoma Irama
Pengarang Ramdansyah
Penerbit dan Distribusi 2023
Subjek Otoritas, Seni, Dakwah, Islam, Politik, Dangdut, Qosidah, Pierre Bourdie, Anthony Giddens, Tindakan Sosial, Strukturisasi, Selebriti, Ketegangan, Subyek-Obyek, Etnografi, Etnofotografi, Transformasi Sosial, Partai Idaman
Kata Kunci
Lokasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Ketersediaan
Nomor Panggil No. Barkod Ketersediaan
0017-2023/ETS-ANT Ram o 0017-2023/ETS-ANT TERSEDIA
Ulasan Anggota
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 80707
Sampul
Abstrak
Rhoma Irama adalah selebriti musik dan film. Kontras sebagai selebriti ia juga juru dakwah dan akhirnya menempatkan dirinya sebagai politisi. Pada akhir tahun 1970-an Rhoma dengan Sonetanya mengatasi ketegangan untuk menjadi seorang pribadi muslim dan realitas politik dan keagamaan yang tidak berpihak padanya. Rhoma harus berhadapan dengan otoritas keagamaan ketika ia menyanyikan lagu dangdut dengan intro kalimat tauhid laa ilaha ilalah. Dangdut berbeda dengan Qosidah sehingga menempatkan kalimat tauhid di ranah dangdut adalah suatu hal yang bertentangan dengan nilai-nilai keislaman saat itu. Dangdut dikenal sebagai musik kampungan dan identik dengan kemaksiatan. Setelah 50 tahun berlalu konser Soneta di Indosiar 11 Desember 2023 Rhoma membawakan lagu Pemilu Damai. Ia melafazkan secara verbal bahasa Arab dari hadist ?mereka yang menyuap dan disuap masuk neraka?. Tidak ada serangan pemuka agama maupun tokoh-tokoh politik. Pertanyaan yang diajukan dalam tulisan ini apakah tidak ada penilaian negatif sekarang ini, karena Rhoma sudah memiliki otoritas seni, dakwah dan politik. Terlebih Rhoma adalah Ketua Umum Partai Islam Damai Aman (Idaman). Tulisan ini menjawab pertanyaan tentang otoritas Rhoma sebagai selebriti di ranah musik. Bagaimana Rhoma mengatasi ketegangan perubahan habitus dari selebriti menjadi juru dakwah. Permasalahn lain yang diangkat adalah bagaimana Rhoma melakukan migrasi menjadi politisi. Pendekatan penelitian yang dilakukan adalah etnografi dan lebih spesifik dengan etnofotografi. Akses yang dimiliki peneliti berasal dari pendampingan terhadap Rhoma selama 5 tahun dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2018. Peneliti pada akhirnya menjaga jarak dengan obyek penelitian setelah 1 Juni 2018 dengan tidak lagi menjadi pendamping Rhoma. Adapun teori untuk menganalisa fenomena migrasinya selebriti ke ranah politik adalah pendekatan teori Praktik Sosial Pierre Bourdieu dan teori Strukturisasi Anthony Giddens. Kedua pendekatan teoritis ini menjawab bagaimana agen sosial sebagai subyek dapat bertindak dihadapan struktur obyektif yang melingkupinya. Bourdieu dan Giddens menganggap hubungan subyek-obyektif sebagai satu entitas yang tidak bisa dipisahkan. Selebriti sebagai subyek tidak bisa bebas sebebas-bebasnya, tetapi tetapi juga harus memperhatikan struktur yang melingkupi dan akhirnya dapat melakukan transformasi sosial. Rhoma yang awalnya menjadi obyek dalam ranah dakwah dan politik, ia memiliki otoritas penuh sebagai selebiriti musik, juru dakwah dan politisi. Adapun otoritas di masing-masing ranah memiliki tingkat keberhasilan yang berbeda-beda.