Pilkada Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2020 diikuti oleh satu pasangan calon, yaitu Dosmar Banjarnahor-Oloan Nababan. Fenomena calon tunggal tersebut diikuti dengan munculnya gerakan sosial yang diinisiasi oleh Forum Peduli Demokrasi Humbang Hasundutan (FPDHH) sebagai bentuk perlawanan terhadap partai politik yang mencederai demokrasi melalui pembatasan calon alternatif bagi masyarakat Humbang Hasundutan.Tingginya persentase perolehan suara yang diperoleh oleh kolom kosong di Kabupaten Humbang Hasundutan menarik untuk dikaji. Oleh karena itu, penulis melakukan penelitian terkait Mobilisasi Gerakan Relawan Kotak Kosong Menghadapi Calon Tunggal dalam Pilkada Serentak Studi Kasus Pilkada Kabupaten Humbang Hasundutan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020. Mobilisasi dilakukan relawan kotak kosong dilihat dengan teori gerakan sosial yang berfokus kepada mobilisasi sumber daya dimana di fokuskan pada pendekatan sumber daya jaringan, struktur kesempatan politik dan proses pembingkaian politik. Dalam mengumpulkan data, penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan cara mengumpulkan data primer melalui wawancara mendalam dan triangulasi dengan data sekunder melalui kajian literatur. Temuan penelitian menunjukkan bahwa keberhasilan Forum Peduli Demokrasi Humbang Hasundutan dalam mendulang suara yang signifikan tidak terlepas dari adanya dukungan tokoh masyarakat, tokoh agama, dan tokoh adat terhadap gerakan ini. Selain itu, pendirian posko pemenangan dan sosialisasi yang dilakukan oleh Forum Peduli Demokrasi Humbang Hasundutan secara door to door mampu meningkatkan antusiasme masyarakat untuk memilih kolom kosong.