Perempuan terus mengalami penindasan, sekalipun telah berstatus sebagai korban pemerkosaan yang mengalami kehamilan tidak dikehendaki (KTD). Dalam hal ini, menjadi tak terhindarkan bahwa perempuan akan kembali terjerumus pada viktimisasi lainnya, segera setelah mengalami pemerkosaan, yang bahkan dapat berlarut dalam jangka panjang. Sayangnya, rangkaian penderitaan tersebut justru kerap diabaikan dan tidak dipertimbangkan dalam hal penanganan dan perlindungan korban di Indonesia. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji secara khusus pengalaman perempuan korban pemerkosaan yang mengalami KTD, dengan menggunakan perspektif feminis radikal. Dengan begitu, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan menjadi bahan pertimbangan dalam menangani dan menyusun kebijakan terkait perlindungan perempuan korban pemerkosaan yang mengalami KTD di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan melakukan studi kasus terhadap tiga subjek penelitian, yang mana data diperoleh melalui wawancara tidak terstruktur dan penelusuran data sekunder. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa perempuan korban pemerkosaan yang mengalami KTD telah terjerumus pada viktimisasi berganda, akibat dari patriarki ? yang hadir dalam berbagai cara dan bentuk yang sangat manipulatif. Setiap viktimisasi yang dialami para korban merupakan wujud dari dominasi laki-laki yang tertanam dalam pemikiran masyarakat dan sistem hukum yang berlaku di Indonesia.
Deskripsi Lengkap