Film yang dianggap oleh kalangan pesantren sebagai produk modernitas, datang dari barat dan sekuler, kerap kali berbeda dengan nilai-nilai (values) yang ada dalam tradisi pesantren. Disertasi ini mengeksplorasi pertemuan antara nilai-nilai yang ada di tradisi pesantren dengan medium film (modernitas). Penelitian lapangan dilakukan di pesantren Tebuireng Jombang - Jawa Timur, dengan mengamati dan terlibat secara langsung kegiatan serta proses produksi film religi oleh santri-santri. Dari pengamatan itu, saya perlihatkan dengan jelas seperti apa nilai-nilai lama dan baru itu berbenturan, bernegosiasi dan juga terinkorporasi dalam diri santri. Nilai-nilai yang terinkoorporasikan itu lalu mengonstruksi identitas agama santri. Tindakan dalam memproduksi film religi adalah juga usaha membangun identitas pembuatnya dan komunitasnya, sekaligus menjinakkan modernitas (film). Identitas itu kemudian terkontestasikan dengan identitas kelompok Islam lainnya, melalui film-film religi yang beredar di ruang publik. Analisa teks (visual-audio) film religi sebagai material culture dikombinasikan dengan penelitian lapangan dan literatur, menunjukkan adanya kontestasi antar identitas dalam satu agama, sekaligus memperlihatkan adanya keterhubungan antara dunia nyata dengan dunia dalam film. ?Suara-suara? yang dibawa oleh pembuat film, dalam hal ini nilai-nilai yang diyakini dalam kehidupan sehari-hari secara disadari maupun tidak, termanifestasikan di dalam filmnya. Penelitian ini juga menunjukan bahwa film didayagunakan dan diinkooporasikan dengan nilai-nilai dari tradisi pesantren oleh para santri untuk keberlanjutan dan perkembangan tradisi pesantren itu sendiri.
Deskripsi Lengkap