Maskulinitas merujuk pada serangkaian perilaku, peran, dan atribut yang disematkan pada laki-laki. Sebagai hasil dari proses kebudayaan, standar, dan citra maskulinitas dari masa ke masa mengalami perubahan sehingga tidak ada bentuk baku dari maskulinitas itu sendiri, contohnya dalam gaya berbusana. Harry Styles menjadi topik hangat karena transisi gaya berbusananya yang digadang-gadang bertujuan untuk mendobrak batasan gender, ini mendatangkan berbagai opini dari penggemarnya tak terkecuali penggemar di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan melibatkan lima penggemar Harry Styles Indonesia yang aktif dalam aktivitas penggemar di media sosial Twitter. Data penelitian bersumber dari wawancara mendalam dengan informan, observasi Twitter informan dan akun autobase, serta kajian pustaka. Dalam penelitian ini digunakan pendekatan konsep maskulinitas, wacana, dan nilai guna mengetahui alasan yang mendasari informan memberikan pandangan yang berbeda atas transisi gaya berbusana sang idola. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan pandangan tersebut berangkat dari penanaman wacana dan norma gender yang ditanamkan oleh keluarga serta nilai yang mereka percayai secara turun temurun. Pendefinisian ulang maskulinitas sebagai penggemar ini tak terlepas dari negosiasi bahwa citra laki-laki maskulin tidak lagi merujuk pada mereka yang menggunakan pakaian serba gelap.
Deskripsi Lengkap