Pandemi Covid-19 telah menjadi situasi yang mengerikan bagi dunia dewasa ini. Masyarakat dan secara khusus pemuda mengalami ketakutan ditengah situasi yang tidak menyenangkan tersebut. Ketakutan yang timbul dibayangi oleh berbagai resiko dan juga dampak yang menyertainya. Ketakutan bukanlah hanya sebuah emosi saja, namun juga cara untuk bertahan hidup. Di tengah kondisi pandemi ini, ketakutan yang tercipta diresponi dengan cara-cara yang mengandalkan kebiasaan mereka. Ada atau tidaknya ketakutan yang dialami oleh para pemuda, tergantung dari bagaimana pola pikir, persepsi resiko, perasaan antar sesama, hingga lingkungan sosial-budaya dimana mereka berada. Inipun juga berlaku dengan identifikasi diri mereka. Komunitas SRO juga tidak dapat lepas dari rasa takut yang ditimbulkan oleh pandemi. Komunitas yang memiliki anggota dengan identifikasi sebagai pemuda, kebiasaan sendiri, pola pikir dan sudut pandang sendiri, dan hal lainnya. Hal-hal tersebut kemudian mereka gunakan untuk menghadapi dan menyikapi ketakutan atas pandemi yang dimana terlihat cara mereka meresponi dan mencoba bertahan hidup. Pada satu sisi, mereka merasakan ketakutan tersebut, namun dengan pengetahuan dan apa yang mereka miliki, ketakutan itu ditekan sedemikian rupa agar terlihat seperti tidak takut, walaupun sebenarnya mereka mengetahui resiko dari apa yang mereka pilih.
Deskripsi Lengkap