Dampak dan implikasi atas berbagai proyek pembangunan dan investasi telah memberikan banyak dinamika kepada pihak-pihak di sekitarnya, khususnya mengenai konteks pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Provinsi Kalimantan Timur. Faktor-faktor tersebut kemudian dapat dilihat lebih jauh pada serangkaian peristiwa dan pengalaman yang dialami, dihadapi, dan dirasakan oleh suatu kelompok masyarakat di wilayah tertentu. Hal itu merupakan bentuk keterpinggiran dan perampasan mereka dalam kondisi yang kurang ideal atau dipahami sebagai proses marjinalitas. Persoalan-persoalan yang dihadapi oleh kelompok masyarakat tersebut secara langsung berasal dari pihak-pihak luar, sehingga memberikan suatu pandangan dan mendorong mereka untuk mencari solusi atas keterbatasan yang dialami melalui berbagai upaya untuk dapat mempertahankan aspek penghidupan mereka sebagai kelompok masyarakat. Upaya-upaya tersebut melibatkan beberapa pihak yang berasal dari kelompok masyarakat tersebut. Selain itu, keterkaitan dari beberapa pihak lainnya, seperti lembaga atau organisasi masyarakat turut memiliki andil dalam upaya yang dilakukan. Melalui peristiwa atau pengalaman dari kelompok masyarakat Kedang Ipil dan Mentawir yang berada di sekitar wilayah IKN, tulisan ini berusaha mencermati serangkaian peristiwa yang dialami dan melihat bentuk upaya yang dilakukan untuk merespon keterpinggiran dan perampasan tersebut. Dengan menggunakan metode pengumpulan data berupa wawancara mendalam dan observasi partisipatoris, tulisan ini akan menggambarkan atau mendeskripsikan bentuk keterpinggiran dan perampasan tersebut melalui episode-episode penting sebagai proses marjinalitas.
Deskripsi Lengkap