Kerja sama dan interaksi global untuk menangani kesehatan telah berjalan sejak lama, namun hal tersebut masih terbatas dalam penanganan pandemi. Namun, nyatanya entitas yang mengancam kesehatan bukan hanya dari sisi penyakit. Berangkat dari pengamatan tersebut, diplomasi kesehatan global ada untuk menjembatani celah sebelumnya. Diplomasi kesehatan global bekerja dengan basis pemenuhan kesehatan tertinggi, tidak hanya dalam bentuk respon penyakit saja. Untuk menjamin nilai tersebut, ada pula nilai health equity yang digunakan sebagai pedoman diplomasi kesehatan global dan tercantum pada Revisi International Health Regulations di tahun 2005. Selain itu, diplomasi kesehatan global juga mencakup lingkup keaktoran dan lingkup pengaruh yang luas. Untuk sekarang ini, diplomasi kesehatan global masih terus berkembang dan tergantung pada seberapa banyak tantangan maupun peluang pada cakupan global. Menggunakan 26 literatur dengan metode taksonomi, tinjauan ini dapat dibagi ke dalam tiga segmen pembahasan utama, yaitu (1) Konseptualisasi diplomasi kesehatan global, (2) Aktor diplomasi kesehatan global, dan (3) Dampak dari diplomasi kesehatan global. Tinjauan literatur ini juga menelisik konsensus, perdebatan, dan celah yang ada dalam perkembangan pembahasan diplomasi kesehatan global. Dengan melihat kajian ini masih bersifat baru, tentunya ada celah-celah yang ditemukan. Salah satunya adalah, ditemukannya diplomasi kesehatan global masih terkungkung pada interaksi dengan keaktoran arus utama dan kecenderungan pada kajian negara barat.
Deskripsi Lengkap