Deskripsi Lengkap

Skripsi
No. Panggil : SK-KRI 0047/2023 Tsa d
Judul : Digitalisasi Feminisme Pada Media Sosial Twitter: Sikap Anti Feminisme Dan Perwujudan Misogini Daring Sebagai Bentuk Kekerasan Terhadap Perempuan
Pengarang : Tsaltsa Arsanti
Strata :
Pembimbing : Dr. Dra. Vinita Susanti M.Si
Fakultas : Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Tahun : 2023
Open/Membership :
Ketersediaan
Nomor Panggil No. Barkod Ketersediaan
SK-KRI 0047/2023 Tsa d 2023-0047 TERSEDIA
Ulasan Anggota
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 81066
Sampul
Abstrak
Feminisme merupakan gerakan sosial politik yang menuntut atas kesetaraan dan keadilan bagi semua gender. Saat ini, feminisme dipercayai sudah masuk ke masa gelombang keempat dimana yang ditandai oleh peralihan digital gerakan feminisme itu sendiri. Namun, pada perjalanannya, feminisme tidak selalu disambut dengan baik dengan adanya penolakan. Pada spesifik gelombang keempat, feminisme digital kerap direspon dengan penolakan yang dibalut dengan kekerasan berbasis kebencian atau misogini. Misogini dalam jaringan tidak lepas dari sifat internet yang didominasi laki ? laki dan maskulinitas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk misogini daring sebagai sikap anti dalam diskursus kesetaraan gender dan feminisme sebagai penyimpangan dan upaya pembungkaman suara perempuan sebagai bentuk dari kekerasan terhadap perempuan di Twitter. Penelitian ini mencakup data berupa puluhan cuitan berkonotasi misoginis terkait diskusi feminisme dan kesetaraan gender yang dibagi dalam tiga bagian. Data yang diperoleh dari media sosial Twitter kemudian dianalisis ke dalam payung besar feminisme radikal yang diturunkan menjadi patriarki. Dalam TKA ini juga disusun analisis menggunakan teori yang relevan terkait kejahatan siber, yaitu Teori Transisi Ruang milik Jaishankar (2008). Cuitan dalam temuan data dengan menggunakan konsep misogini langsung (eksplisit) dan misogini tidak langsung (implisit) yang dirangkum milik Strathern & Pfeffer (2022) yang memperkaya bentuk ? bentuk misogini yang seringkali belum disadari. Temuan data menunjukkan bahwasannya seringkali sikap anti ? feminisme dibalut dengan bentuk misoginis dalam jaringan yang dapat diklasifikasikan sebagai kekerasan terhadap perempuan secara umum.