Penelitian ini menjelaskan dan menganalisis ekspresi media hibrida dalam tata kelola manajemen jurnalistik di Media Group Network. Perspektif hibrida menolak dikotomi yang memisahkan model media yang lebih lama dan media yang lebih baru. Studi ini menjawab bagaimana hibridisasi pada ranah tata kelola kebijakan jurnalisme politik memengaruhi pembentukan model organisasi media. Studi ini menggunakan jenis penelitian kualitatif melalui metode studi kasus. Dalam penelitian data diperoleh melalui wawancara mendalam pada sejumlah narasumber kunci Media Group Network yang melibatkan Media Indonesia (cetak), Metro TV (televisi) dan Medcom.id (online). Penelitian ini menunjukkan bahwa tesis konvergensi media dinilai belum sepenuhnya dapat menjelaskan dinamika pengelolaan organisasi media. Pemahaman terhadap konsepsi tentang media berubah dilihat dari adanya rekonfigurasi posisi media sebagai entitas sosial, bisnis atau politik. Organisasi media mempunyai prosedur operasi standar secara normatif, namun tata kelola strategi penentuan kebijakan dan ?politik kantor? sebagai putusan manajemen sangat dinamis. Hibriditas media diasumsikan tidak hanya menjawab tantangan model media untuk melakukan adaptasi terhadap perubahan yang terjadi, tetapi juga menjawab kesenjangan eksplikasi teori dan praktik terkait konsepsi media secara holistik. Model media hibrida sangat dipengaruhi konteks dan proses hibridisasi yang berlangsung. Dengan demikian, untuk membangun paradigma masa depan media yang utuh (future of media - future of news), tidak cukup hanya melihat aspek makro atau mikro, melainkan penting untuk mendalami di level meso terutama aspek tata kelola kebijakan stratejik media.
Deskripsi Lengkap