Kota Bekasi menjadi kota penyangga Ibukota DKI Jakarta yang telah menghasilkan sampah sebanyak 1.900 ton/hari. Permasalahan sampah yang terjadi di Kota Bekasi tersebut menjadi salah satu isu penting yang ditangani oleh pemerintah setempat, sampah- sampah yang ada di Kota Bekasi menjadi perhatian seluruh aspek termasuk PT Pegadaian Persero melalui program tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan. Bank Sampah Alamanda yang merupakan bank sampah binaan dari PT Pegadaian Persero yang menjadi salah satu bank sampah terbaik dan percontohan. Fokus penelitian ini adalah mendeskripsikan dan menganalisis pelaksanaan program, menemukan faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan program tanggung jawab sosial dan lingkungan PT Pegadaian Persero di Bank Sampah Alamanda Kota Bekasi. Pendekatan penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan jenis penelitian evaluatif. Wawancara telah dilakukan kepada 15 informan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam aspek input telah dilakukan sesuai kriteria dalam teori program, seperti pelatih bank sampah, materi pelatihan serta sarana dan prasarana. Sedangkan dalam aspek input yang tidak terlaksana sesuai dengan teori program adalah peserta pelatihan dan pendamping program. Aspek aktivitas yang telah berjalan sesuai dengan teori program adalah penyetoran sampah ke bank sampah, penimbangan dan perhitungan nilai sampah, konversi nilai sampah dan simpan ke tabungan emas. Sedangkan aspek aktivitas yang tidak berjalan sesuai dengan teori program adalah pelatihan memilah sampah dan jadwal aktivitas bank sampah. Pada pelaksanaan program tanggung jawab sosial dan lingkungan PT Pegadaian Persero di Bank Sampah Alamanda Kota Bekasi, diantaranya terdapat faktor pendukung yaitu seperti partisipasi aktif dari nasabah bank sampah, dan dukungan lebih dari PT Pegadaian Persero. Selain faktor pendukung, terdapat juka faktor penghambat, seperti kurang adanya regenerasi dari kalangan remaja, kapasitas ruang operasional yang tidak memadai, keterbatasan jumlah pengurus, kurangnya penggunaan teknologi online dalam proses pelaksanaan program Bank Sampah Alamanda.