Tesis ini bertujuan untuk mengetahui strategi respon krisis yang paling efektif dalam menangani krisis komunikasi dengan tanggung jawab minimal dan krisis komunikasi dengan tanggung jawab tinggi, serta ingin mengetahui perbedaan pengaruh penggunaan strategi respon denial, deal, diminish, dan diminish plus bolstering terhadap intensitas negatif word-of-mouth pada tipe krisis minimal dan tipe krisis tinggi. Hubungan kausal tersebut dianalisis menggunakan kerangka konsep Situational Crisis Communication Theory (SCCT) melalui uji ANOVA. Pengumpulan data dilakukan terhadap 240 partisipan yang terbagi ke dalam 8 kelompok melalui random assignment. Penelitian ini menggunakan desain faktorial eksperimen 4x2. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa Pada situasi komunikasi krisis dengan tanggung jawab minimal (tipe minimal), strategi respon diminish plus bolstering memilki tingkat pengaruh positif paling tinggi terhadap reputasi organisasi dibandingkan dengan strategi respon denial, diminish, dan deal. Selanjutnya, pada situasi komunikasi krisis dengan tanggung jawab tinggi (tipe tinggi), strategi respon deal memilki tingkat pengaruh positif paling tinggi terhadap reputasi organisasi dibandingkan dengan strategi respon denial, diminish, dan diminish plus bolstering. Terakhir, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semua strategi respon krisis, baik denial, diminish, deal dan diminish plus bolstering tidak memiliki perbedaan pengaruh yang signifikan terhadap intensitas negative word-of-mouth baik pada situasi krisis tipe minimal maupun krisis tipe tinggi.
Deskripsi Lengkap