Tesis ini membahas pemanfaatan media sosial untuk menyampaikan pesan persuasi dalam diplomasi digital dengan meneliti konten yang diunggah oleh Presiden RI Joko Widodo pada akun Instagram-nya @jokowi mengenai konflik Rusia dan Ukraina, khususnya pada saat berkunjung ke Rusia dan Ukraina pada akhir Juni 2022 hingga awal Juli 2022. Perumusan masalah pada penelitian adalah bagaimana Presiden RI Joko Widodo memilih dan menggunakan sumber semiotika untuk mengomunikasikan pesan persuasi yang berpotensi mempersuasi publik asing dalam diplomasi digital terkait konflik Rusia dan Ukraina dengan adanya keterbatasan di media sosial Instagram? Metode yang digunakan dalam penelitian adalah analisis multimodalitas dengan desain penelitian Systemic Functional Multimodal Discourse Analysis. Dari hasil analisis yang telah dilakukan pada kelima konten yang merupakan hasil dari metode penarikan sampel purposif, penelitian telah menyimpulkan bahwa berbagai sumber semiotika telah digunakan oleh Presiden RI Joko Widodo berdasarkan ketiga metafungsi bahasa, yaitu (1) fungsi ideasional, Presiden RI Joko Widodo ingin menunjukkan bahwa perang antara Rusia dan Ukraina telah membawa dampak buruk, sosok Presiden RI Joko Widodo merupakan pemberani, dan Indonesia memiliki hubungan diplomatik yang harmonis dengan Rusia dan Ukraina; (2) fungsi interpersonal, Presiden RI Joko Widodo mengajak khalayak untuk ikut terlibat dan mengamati aktivitasnya, serta menempatkan khalayak pada posisi yang setara; (3) fungsi tekstual, Presiden RI Joko Widodo seolah ingin meyakinkan kepada publik bahwa sebagai Presidensi G20 telah berusaha keras dan bersungguh-sungguh dalam upayanya untuk mendamaikan Rusia dan Ukraina yang masih berperang. Penelitian ini menegaskan bahwa gambar sebagai media komunikasi memiliki kekuatan yang besar untuk menyampaikan makna ketika dikomunikasikan dengan baik melalui pemilihan sumber semiotika yang tepat.
Deskripsi Lengkap