Ketimpangan pendapatan adalah topik diskusi yang lahir pada awal tahun 1900-an atas kepentingan pemerintah-pemerintah di Eropa untuk pemungutan pajak demi membiayai kebutuhan publik, termasuk perang. Ketimpangan pendapatan menjadi masalah yang hadir di seluruh negara. Meskipun begitu, diskusi publik mengenai ketimpangan pendapatan di Asia Tenggara masih jarang diangkat akibat asal usulnya yang Baratsentris. Maka dari itu, tulisan ini berupaya untuk mengeksplor dan memetakan literaturliteratur yang memaparkan argumen mengenai ketimpangan pendapatan di Asia Tenggara melalui pertanyaan, ?Bagaimana ketimpangan pendapatan di Asia Tenggara dikaji dalam Ilmu Hubungan Internasional?? Penulis menggunakan metode taksonomi dari 34 literatur yang dikelompokan menjadi empat tema besar, yaitu konseptualisasi ketimpangan pendapatan, tren, penyebab, dan solusi ketimpangan pendapatan di Asia Tenggara. Peninjauan literatur juga disertakan dengan konsensus, perdebatan, refleksi, dan rekomendasi. Dari kombinasi pembahasan-pembahasan tersebut, penulis menemukan bahwa 1) konseptualisasi ketimpangan pendapatan cenderung lebih menitikberatkan isu metodologis daripada definisi, 2) kondisi ketimpangan pendapatan di Asia Tenggara dipengaruhi oleh aktivitas ekonomi dan kondisi politik dalam negeri, 3) fondasi diskusi ketimpangan pendapatan di Asia Tenggara mencerminkan hubungan kebijakan liberalisasi dan masalah struktural yang kompleks di kawasan, dan 4) solusi yang dianalisis dalam ketimpangan pendapatan di Asia Tenggara sangat mengandalkan peran pemerintah. Penulis menemukan masih kurangnya analisis yang dilakukan terhadap posisi kelompok pendapatan menengah dan atas. Dengan itu, tulisan ini menekankan perlunya pembahasan masalah ketimpangan pendapatan Asia Tenggara di tengah-tengah masyarakat dan para pemangku kepentingan skala regional.
Deskripsi Lengkap