Masa remaja menjadi fase transisi dari anak-anak menuju dewasa yang seringkali
menimbulkan kecemasan dan membutuhkan penyesuaian. Dengan adanya tekanan sosial
dan situasi yang belum pernah mereka alami sebelumnya, remaja akan cenderung
mengalami ketidakstabilan emosi. Hal ini seringkali dialami oleh remaja panti asuhan
terutama karena mereka menghadapi berbagai tuntutan dan tantangan sehingga
dibutuhkannya perhatian, pengarahan, dan dukungan dari orang lain, terutama orang tua
asuhnya sebagai pengganti dari keluarga. Dengan berbagai gejolak emosi yang dihadapi
remaja, maka diperlukannya pengungkapan diri atau disebut sebagai self-disclosure.
Seorang remaja yang tinggal di panti asuhan akan melakukan self-disclosure ketika
tingginya rasa percaya dan nyaman dengan orang tua asuhnya yang didukung karena
pemberian dukungan sosial kepadanya. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengkaji
hubungan antara dukungan sosial orang tua asuh dan self-disclosure remaja yang tinggal
di panti asuhan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis
penelitian deskriptif. Responden dalam penelitian ini adalah anak-anak remaja di
Yayasan Panti Asuhan Hidayatullah Depok berusia 10-21 tahun dengan jumlah 55 anak.
Penelitian ini menggunakan alat ukur dukungan sosial yang disusun dengan melihat pada
teori House (1981) yang menganalisis dukungan sosial dari 4 dimensi yaitu dukungan
emosional, instrumental, informasi, dan penghargaan. Untuk alat ukur self-disclosure,
peneliti menggunakan Jourard Self-disclosure Questionnaire dari Jourard (1971). Hasil
analisis univariat penelitian menunjukkan bahwa 52,7% responden memiliki tingkat self-
disclosure yang rendah dan 63,6% responden memiliki tingkat dukungan sosial orang tua
asuh dalam kategori sedang. Hasil uji bivariat dalam penelitian ini menunjukkan nilai
koefisien korelasi sebesar 0,577 dan p-value 0,001. Hasil tersebut disimpulkan bahwa
adanya hubungan yang cukup dan signifikan antara dukungan sosial dengan self-
disclosure dengan arah hubungan positif, di mana semakin tinggi dukungan sosial maka
semakin tinggi self-disclosure yang dilakukan oleh remaja panti asuhan.
Deskripsi Lengkap