Masa remaja merupakan masa peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa yang menjadi
masa kritis dan rentan bagi setiap individu. Masa ini turut menjadi tantangan bagi individu
dengan menghadirkan sejumlah konflik dan perubahan pada beragam aspek kehidupan,
seperti halnya masalah peralihan, kebingungan identitas serta masalah psikologis lainnya.
Salah satu kelompok yang terdampak atas hal ini ialah remaja yang tinggal di panti asuhan
dengan segala kompleksitas masalah yang dihadapinya sebagai anak telantar.
Sehubungan dengan ini, terdapat penelitian yang menunjukkan bahwa segala tantangan
yang dihadapi remaja dapat diatasi dengan tingkat kesejahteraan subjektif yang tinggi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial yang
dirasakan dari keluarga, pengasuh, dan teman sebaya serta tingkat optimisme dengan
kesejahteraan subjektif pada remaja yang tinggal di Panti Asuhan Sosial Anak Putra
Utama 3 Tebet. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif dengan
pengumpulan data melalui sebaran angket (kuesioner) dan penentuan sampel
menggunakan teknik total sampling terhadap 63 responden. Alat ukur kesejahteraan
subjektif disusun berdasarkan instrumen SWLS (Satisfaction with Life Scale), sementara
dukungan sosial mengacu pada ISEL (Interpersonal Support Evaluation), dan optimisme
mengacu pada ASQ (Attributional Style Question). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
sebagian besar remaja PSAA PU 3 Tebet memiliki tingkat yang rendah pada keseluruhan
variabel mencakup kesejahteraan subjektif, dukungan sosial, dan optimisme. Selain itu,
uji korelasi bivariat menggunakan Kendall?s tau-b menunjukkan bahwa terdapat
hubungan signifikan antara dukungan sosial keluarga dengan kesejahteraan subjektif,
didasari dengan nilai R=0,269 dan sig. 0,035<0,05. Kemudian, terdapat pula hubungan
signifikan antara dukungan sosial pengasuh dengan kesejahteraan subjektif, didasari
dengan nilai R=0,331 dan sig. 0,009<0,05. Selain itu, ditemukan hubungan signifikan
antara dukungan sosial teman sebaya dengan kesejahteraan subjektif, didasari dengan
nilai R=0,364 dan sig. 0,004<0,05. Sementara itu, uji korelasi pada variabel optimisme
menunjukkan tidak terdapat hubungan antara optimisme dengan kesejahteraan subjektif
dengan nilai sig. 0,924>0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa Ha₁, Ha₂, Ha₃ ditolak dan
Ho₁, Ho₂, Ho₃ diterima, sementara Ha₄ diterima dan Ho₄ ditolak.
Deskripsi Lengkap