Program Keluarga Harapan (PKH) bertujuan mengentaskan kemiskinan, dan
keberhasilannya diukur melalui jumlah graduasi Keluarga Penerima Manfaat (KPM).
Sejak tahun 2007, jumlah graduasi KPM fluktuatif dan sering tidak mencapai target
tahunan, sehingga peran pendamping sosial yang efektif sangat penting untuk
mempercepat graduasi, terutama graduasi mandiri saat KPM PKH sudah berdaya dan
memilih keluar dari program. Pendampingan PKH menghadapi berbagai masalah, seperti
penilaian sosial ekonomi yang belum sepenuhnya terealisasi dan subjektivitas dalam
pengambilan keputusan graduasi sehingga tidak tepat sasaran. Selain itu, sering terjadi
penyalahgunaan etika, seperti pendamping yang memegang Kartu Keluarga Sejahtera
(KKS) milik KPM karena 'gagap teknologi' dan minimnya pengetahuan KPM, yang dapat
menimbulkan risiko pungutan liar dan risiko lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa
pendampingan masih belum menerapkan hal-hal yang dapat mendorong keberdayaan dan
kemandirian KPM PKH. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi unsur strength
perspective serta faktor pendorong dan penghambat dalam proses pendampingan sosial
PKH dalam upaya mendorong graduasi sejahtera mandiri KPM PKH. Metode penulisan
ini menggunakan literatur review dengan menghimpun penelitian-penelitian mengenai
pendampingan dan graduasi PKH yang dipublikasi pada tahun 2018-2023. Pemilihan
lima literatur sebagai bahan rujukan utama berdasarkan kriteria rangkaian hasil penelitian
tersedia secara utuh, minimal membahas dua dari ketiga konsep PKH, pendampingan
PKH, atau graduasi KPM PKH, memiliki perbedaan metode dan lokus penelitian, serta
memiliki pembahasan yang dapat menjawab pertanyaan penulisan dalam studi ini.
Dengan menggunakan pendekatan context review, penulis meninjau literatur utama yang
membahas proses pendampingan PKH dalam upaya mendorong graduasi mandiri dan
mengaitkannya dengan konteks strength perpsective untuk mendeskripsikan bagaimana
proses pendampingan PKH jika menerapkan perspektif tersebut. Hasil tinjauan proses
pendampingan menunjukkan adanya unsur strength perspective, yang melihat KPM PKH
mampu belajar, bertumbuh, dan berubah menjadi keluarga yang lebih sejahtera.
Partisipasi aktif dari KPM PKH sangat diharapkan, dengan strategi kolaborasi dan
kemitraan antara pendamping, KPM, serta pihak luar untuk mencapai tujuan
pendampingan. Faktor pendorong dipengaruhi oleh kompetensi pendamping, partisipasi
KPM, serta dukungan institusional dan kebijakan pemerintah, yang membantu KPM PKH
mencapai graduasi mandiri. Faktor penghambat berasal dari ketidakstabilan ekonomi dan
sosial, rendahnya kepercayaan diri KPM, minimnya akses ke pendidikan dan peluang
kerja, ketidakseimbangan rasio pendamping dan KPM, beban kerja pendamping yang
tinggi, proses validasi data yang tidak sesuai, kurangnya sumber daya, serta
ketidakcocokan jadwal pendampingan dengan jam kerja KPM.
Deskripsi Lengkap