Di Indonesia, menjalankan komitmen pada SDGs sejatinya menjalankan
pelaksanaan dari Agenda Pembangunan Nasional. Keberhasilan SDGs memerlukan
kontribusi dari berbagai pihak, salah satunya adalah korporasi melalui pelaksanaan
Corporate Social Responsibility (CSR). PT PLN Indonesia Power (PT PLN IP)
mendukung pencapaian SDGs melalui CSR yang berfokus pada pemberdayaan
masyarakat. Dari sisi kesejahteraan sosial, perusahaan dapat mempertimbangkan
isu-isu global sambil memahami dampak lokal untuk memenuhi kesejahteraan
masyarakat sekitar. Pendekatan ini penting dalam penerapan Ilmu Kesejahteraan
Sosial yang mengintegrasikan pembangunan sosial dan ekonomi dengan perhatian
terhadap pembangunan berkelanjutan. PT PLN IP memiliki komitmen dan
kesuksesan yang kuat dalam hal ini sehingga menjadikannya sebagai BUMN
dengan kinerja CSR yang perlu dipertahankan dan ditingkatkan. Dengan demikian,
penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan tahap implementasi CSR dan
mengidentifikasi hambatan yang dihadapi dalam implementasinya untuk
memastikan efektivitas CSR dan kontribusi yang lebih besar pada pencapaian
SDGs. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian
studi deskriptif. Pemilihan informan dilakukan dengan teknik purposive sampling,
yang mana terdapat 7 informan sebagai narasumber. Waktu penelitian dilakukan
dari bulan Maret hingga Juni 2024. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan
studi dokumen dan wawancara mendalam. Proses analisis data dilakukan dengan
pemadatan data, penyajian data, serta penarikan dan verifikasi kesimpulan. Temuan
penelitian menunjukan bahwa terdapat dukungan dari berbagai tingkat manajemen
dan bidang. Dokumen operasional perusahaan dan regulasi standar sektoral menjadi
acuan dalam pelaksanaanya, terutama dokumen PROPER. Pada tahap perencanaan,
tim melakukan benchmarking dengan perusahaan BUMN lain, menyusun LFA dan
Compass Sustainability. Roadmap Sustainability juga disusun untuk menentukan
kelanjutan program. Tahap implementasi melibatkan kelompok kerja PROPER dan
pengembangan wawasan karyawan melalui TNA yang kemudian diukur dengan
KPI. Tim juga menyusun TOR ketika menerima proposal dari pihak eksternal. Pada
tahap pemeriksaan dan evaluasi, tim menganalisis data kinerja CSR lalu melakakun
pelaporan untuk identifikasi perbaikan. Adapun hambatan yang dihadapi termasuk
keterbatasan sumber daya manusia, proses birokrasi yang panjang, permintaan
bantuan di luar RKAP, kompleksitas permintaan dan kepentingan masyarakat, serta
kurangnya dukungan dari pemerintah daerah.
Deskripsi Lengkap