Industri batik Laweyan memiliki skema produksi berlapis yang melibatkan buruh batik perempuan untuk melakukan proses produksi di rumah masing-masing atau dikenal dengan putting out system (POS). Skema produksi POS merupakan sistem kerja eksploitatif yang seringkali tidak disadari atau justru disetujui oleh para buruh melalui pembentukan kesepakatan berdasarkan negosisasi kepentingan antara buruh dengan pemberi kerja. Penelitian ini mengacu pada argumen Lee (1993) yang melakukan pengembangan teori rezim produksi Burawoy (1985). Lee melihat konstruksi gender berpengaruh membentuk hegemoni dalam proses produksi melalui kontrol familialisme (relasi kekeluargaan). Melalui studi kasus dan wawancara mendalam pada enam buruh batik
Deskripsi Lengkap