Reformasi sektor keamanan menjadi fokus penting bagi pembangunan jangka panjang
Timor-Leste. Tulisan ini mengeksplorasi tantangan kegagalan PBB dalam menginisiasi
SSR di Timor-Leste periode 2000-2006. UNTAET dengan mandat yang luas
menginisiasi proses SSR di Timor-Leste pada awal mandatnya. Pembentukan sektor
keamanan menjadi bagian penting yang harus dikerjakan, termasuk pembentukan institusi
pertahanan dan keamanan. Misi berikutnya UNMISET juga dibekali dengan mandat
eksekutif terhadap PNTL. Sayangnya dengan mandat yang luas, PBB gagal dalam
menciptakan sektor keamanan yang dapat menjamin keamanan setiap individu di negara
baru tersebut. Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan disajikan dalam enam bagian
penting guna , antara lain, efektivitas kinerja dan kekuatan institusi keamanan,
manajemen dan pengawasan, hubungan dengan masyarakat, keberlanjutan
penyelenggaraan sektor keamanan, dan yang terakhir Disarmament, Demobilisation dan
Reintegration (DDR). Dari analisis tersebut, terungkap bahwa upaya reformasi sektor
keamanan tidak hanya memerlukan pendekatan teknis, tetapi juga perlunya penanganan
terhadap isu-isu politik dan sosial yang kompleks. Rekomendasi diberikan untuk
pemerintah Timor-Leste, termasuk perlunya fokus pada pembangunan institusi yang
akuntabel dan transparan, serta penggalangan dukungan internasional untuk mendukung
upaya reformasi. Dalam konteks ini, kerja sama yang erat antara Timor-Leste dan
Perserikatan Bangsa-Bangsa menjadi kunci untuk mencapai tujuan keamanan yang
berkelanjutan dan stabil di masa depan.
Deskripsi Lengkap