Fenomena maraknya para birokrat mengundurkan diri dari jabatannya untuk menjadi kandidat dalam Pilkada di Lombok Tengah tahun 2020 menarik untuk diteliti. Dengan sumber daya yang dimilikinya, para birokrat ini diprediksi akan menggunakannya dalam Pilkada. Penelitian ini menganalisis atau mengkaji faktorfaktor yang menyebabkan birokrat mencalonkan diri sebagai calon kepala daerah dan wakil kepala pada pilkada lombok tengah tahun 2020. Untuk mengkaji permasalahan tersebut digunakan teori Rekrutmen partai Politik dari Pippa Noris, Teori Patron-Klien dan Teori Motif dalam proses kandidasi. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif eksplanatif. Temuan penelitian menunjukkan adanya motif dan dukungan serta peluang untuk birokrat mengikuti proses pencalonan dalam Pilkada. Motif para birokrat memilih mengundurkan diri dari jabatannya dan memilih mengikuti kandidasi Pilkada lebih karena ingin memperluas kekuasaan, reproduksi sumber daya ekonomi, pragmatisme dan prestise sosial. Sementara itu adanya dukungan dari partai politik karena minimnya kader partai berkualitas, dukungan finansial dari pengusaha, dukungan dari birokrasi, dan dukungan elit lokal, yakni dari kalangan bangsawan dan terutama pemuka agama seperti Tuan Guru Fadil, Suhaili dan H.L Wiratmaja (mamiq Ngoh) semakin meyakinkan birokrat untuk mengundurkan diri dan mengikuti pencalonan di Pilkada Lombok Tengah 2020. Implikasi teori studi ini mengkonfirmasi bahwa motif birokrat memilih mengundurkan diri menjadi kandidat dalam Pilkada tidak dapat dilepaskan dari faktor dukungan politik terhadapnya baik dari partai politik, pengusaha maupun elit lokal.
Deskripsi Lengkap