Deskripsi Lengkap

Tesis
No. Panggil TS-POL 0014/2024 Ric r
Judul Resistensi Politik: Gerakan Gerakan Masyarakat Peduli Alam Desa Wadas( Gempa Dewa) Terhadap Penambangan Quarry Batuan Andesit di Desa Wadas, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah Tahun 2021-2024
Pengarang Rica Angelina
Penerbit dan Distribusi 2024
Subjek
Kata Kunci gerakan, political opportunity structure, resistensi
Lokasi Gedung MBRC Lantai 2
Ketersediaan
Nomor Panggil No. Barkod Ketersediaan
TS-POL 0014/2024 Ric r 2024-0014 TERSEDIA
Ulasan Anggota
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 81876
Sampul
Abstrak
Bendungan Bener yang termasuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) membutuhkan bahan baku untuk pembangunannya. Kebutuhan lahan ini membuat Desa Wadas dipilih oleh pemerintah daerah sebagai daerah tambang batuan andesit. Tetapi, masyarakat Wadas menolaknya dengan alasan ruang hidup, potensi kerusakan lingkungan, dan memori kolektif yang dimiliki oleh masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pemicu terbentuknya Gempa Dewa dalam menolak pertambangan di Desa Wadas dan mendeskripsikan bentuk-bentuk resistensi yang dilakukan Gempa Dewa dalam penolakan terhadap penambangan batuan andesit. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode kualitatif dengan teori political opportunity structure (POS) dan teori resistensi. Penelitian ini menemukan bahwa Gempa Dewa dapat hadir karena adanya keterbukaan sistem politik yang diberikan oleh pemerintah daerah, untuk menyampaikan aspirasinya kepada pemerintah. Untuk melakukan perlawanannya, Gempa Dewa melakukan resistensi dalam bentuk aksi, seperti resistensi verbal, pemikiran, dan fisik. Serta, resistensi dalam bentuk oposisi yang dilakukan dengan memanfaatkan seni sebagai sarana perlawanan, melakukan penjagaan berkala, counter buzzer, menganyam besek, maupun Mujahadah. Tetapi, sekalipun beragam perlawanan telah dilakukan oleh Gempa Dewa, respons yang diberikan pemerintah daerah tidak membuahkan hasil yang diharapkan. Karena pemerintah tetap menjalankan kebijakannya dengan menetapkan Desa Wadas sebagai lokasi tambang dan telah melakukan percobaan blasting, serta memanfaatkan tindakan represif untuk melemahkan perlawanan. Akibatnya, perlawanan yang dilakukan Gempa Dewa mulai melemah dan jumlah masyarakat yang menolak terus mengalami penurunan.