Penelitian ini membahas permasalahan tata kelola Pengurangan Risiko Bencana (PRB) yang inklusif perempuan dengan disabilitas di Desa Pemenang Barat, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara. Kajian yang menggunakan perspektif sosiologi kebencanaan ini memberikan sumbangan kebaruan dalam mendorong model tata kelola PRB yang lebih setara, adil, dan mampu diakses oleh perempuan dengan disabilitas. Penelitian ini merupakan Action Research menggunakan Soft Systems Methodology (SSM) yang dikombinasikan dengan mind mapping. Dengan menggunakan kerangka teori new institutionalism Nee (2005), temuan penelitian ini menunjukkan bahwa masih lemahnya penegakan aturan formal dan informal telah menyebabkan belum mainstream-nya tata kelola PRB yang berdimensi sosial inklusi di tataran makro, meso, dan mikro. Situasi yang problematis tersebut kemudian ditransformasikan melalui Root Definition yang menghasilkan tiga model konseptual untuk melakukan perbaikan terhadap permasalahan di dunia nyata yang kompleks. Model konseptual yang pertama adalah penerbitan Surat Keputusan (SK) Bupati Lombok Utara tentang Pembentukan Unit Layanan Disabilitas di tataran makro. Model konseptual kedua adalah penguatan jaringan sosial dan kemitraan TSBD di tataran meso. Model konseptual ketiga adalah penguatan kapasitas keluarga dan perempuan dengan disabilitas dalam penanggulangan bencana di tataran mikro melalui forum atau pertemuan diskusi. Ketiga tataran tersebut dapat berinteraksi satu sama lain melalui elemen formal dan informal dengan mekanisme sebagai sebuah sistem.