Penelitian ini mengeksplorasi bagaimana VTuber, kreator konten yang menggunakan avatar
virtual untuk tampil dan berinteraksi dalam ruang digital, mengalami dan memaknai avatar
mereka sebagai tubuh dalam konteks virtual. Dengan pendekatan kualitatif berbasis
wawancara mendalam terhadap empat informan VTuber yang beragam dalam identitas
gender, gaya konten, dan pengalaman, penelitian ini menganalisis bagaimana proses dan
praktik-praktik embodiment terjadi di luar batas fisik tubuh, serta bagaimana tubuh virtual
mereka menjadi medium ekspresi, koneksi emosional, dan kehadiran sosial. Penulis juga
merefleksikan posisinya sebagai seorang VTuber, penonton, sekaligus peneliti. Temuan
penelitian menunjukkan bahwa tubuh virtual menjadi perpanjangan identitas dan refleksi diri
melalui penggunaan yang berulang, interaksi dengan audiens, dan tindakan performatif yang
menghidupkan avatar. Embodiment di sini bukan proses tunggal atau stabil, melainkan
sesuatu yang terus dinegosiasikan, dapat terhenti, terganggu, atau berubah karena batasan
teknis maupun dinamika emosional. Ruang digital yang dihuni oleh VTuber juga membentuk
sebuah embodied space, yaitu ruang hidup yang dihadiri secara afektif dan relasional.
Interaksi antara diri, avatar, dan penonton menciptakan ruang siaran langsung yang terasa
nyata, meski tanpa kehadiran fisik. Dengan demikian, VTubing dapat dipahami sebagai
praktik sosial dan spasial yang kompleks dan bermakna.
Deskripsi Lengkap