Penelitian etnografi menempatkan tubuh peneliti sebagai instrumen utama, namun
pengalaman tubuh mahasiswa?terutama perempuan dan queer?sering diabaikan dalam
pembelajaran etnografi. Penelitian ini mengeksplorasi bagaimana mahasiswa Antropologi
Sosial FISIP UI menavigasikan pengalaman tubuh mereka selama penelitian lapangan serta
bagaimana pengalaman tersebut membentuk pembelajaran mereka. Dengan pendekatan
embodiment, embodied feminism, embodied learning, dan embodied knowledge, studi ini
menganalisis narasi 13 mahasiswa melalui observasi partisipan dan wawancara mendalam.
Hasil menunjukkan bahwa mahasiswa aktif menavigasi tubuh mereka dalam merespons
perbedaan bahasa, norma gender, dan kekerasan seksual. Navigasi ini menciptakan proses
embodied learning yang menghasilkan embodied knowledge, terlihat dari perubahan perilaku
dan refleksi kritis terhadap praktik etnografi. Temuan ini mengungkap absennya pembahasan
tubuh dalam kurikulum, minimnya representasi pengajar perempuan/queer, serta kurangnya
dukungan institusional terhadap risiko lapangan. Penelitian ini merekomendasikan
pengembangan kurikulum reflektif, ruang berbagi formal, dan prosedur mitigasi kekerasan
seksual. Dengan demikian, tubuh mahasiswa bukan hanya rentan, tetapi juga menjadi ruang
pembelajaran transformatif. Antropologi perlu mengakui tubuh sebagai sumber pengetahuan
untuk membangun praktik etnografi yang lebih etis dan inklusif.
Deskripsi Lengkap