Ruang gema di media sosial berperan dalam membentuk persepsi publik terhadap Pemilu
Presiden Indonesia 2024. Studi ini membandingkan respons mahasiswa dari berbagai latar
belakang akademik terhadap fenomena algorithmic polarization dan misinformasi di platform
media sosial, X. Dengan menggunakan metode wawancara mendalam dan observasi digital
terhadap pengguna aktif X, penelitian ini menganalisis bagaimana ruang gema di media sosial
membentuk persepsi publik dalam konteks pemilihan presiden. Secara khusus, studi ini
menyelidiki perbedaan persepsi dan perilaku berdasarkan disiplin akademik mahasiswa
Indonesia, guna memahami pengaruh latar belakang pendidikan terhadap kesadaran dan
respons terhadap algoritma yang memperkuat bias. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
algoritma media sosial seringkali memperkuat keyakinan dan bias yang telah dimiliki
pengguna sebelumnya. Mahasiswa dari jurusan komunikasi yang terpilih menunjukkan tingkat
kritisisme lebih tinggi terhadap media sosial dan ruang gema, sementara mahasiswa dari
jurusan teknik, bisnis, dan hukum cenderung lebih pasif dan menerima konten yang dikurasi
secara algoritmik tanpa kritik. Temuan ini menegaskan bahwa X, melalui sifat personalisasi
algoritmanya, berfungsi sebagai ruang gema yang lebih memperkuat keyakinan politik yang
ada daripada memfasilitasi perubahan sikap yang signifikan.
Deskripsi Lengkap