Penelitian ini mengkaji bagaimana LSM lingkungan memobilisasi sumber daya untuk
merespons tantangan iklim, menggunakan skenario Jakarta tenggelam. Studi-studi terdahulu
membahas mengenai peran LSM dalam isu lingkungan, terutama dalam strategi komunikasi
dan edukasi lingkungan. Namun, masih sedikit perhatian yang diberikan pada bagaimana LSM
mengorganisasi sumber daya internal dan eksternal mereka untuk mempertahankan sebuah
gerakan sosial, khususnya dalam konteks perencanaan kota partisipatif. Dengan menggunakan
teori Resource Mobilization Theory, penelitian ini menganalisis Rujak Center for Urban
Studies sebagai studi kasus. Penelitian ini mengeksplorasi bagaimana Rujak memobilisasi
sumber daya material, manusia, sosial-organisasi, budaya, dan moral melalui gerakan
perencanaan kotanya, dengan metode wawancara mendalam bersama Rujak, JRMK, ASF
Jakarta, serta observasi lapangan. Temuan mennujukan bahwa Rujak tidak hanya
mengadvokasi hak atas hunian, tetapi juga memastikan keamanan tenurial warga. Rujak turut
membangun proyek perumahan kota berbasis partisipasi untuk meningkatkan ketahanan warga
agar mampu beradaptasi terhadap perubahan iklim, termasuk land subsidence dan kenaikan
permukaan laut, dalam upaya menghadapi isu Jakarta tenggelam. Rujak mampu memobilisasi
berbagai sumber daya dan mewujudkannya dalam bentuk konkret seperti kampung susun, riset,
dan pameran, yang kemudian mereproduksi berbagai sumber daya lain untuk kembali
diorganisasi. Penelitian ini merekomendasikan agar studi-studi mendatang dapat
mengeksplorasi gerakan sosial melalui analisis komparatif lintas organisasi untuk memahami
bagaimana penggunaan teori RMT dapat bervariasi tergantung pada konteks kelembagaan
masing-masing.
Deskripsi Lengkap