Penelitian ini berfokus pada peran Yayasan Pulih dalam mendukung resiliensi remaja
penyintas kekerasan seksual di sekolah dengan menggunakan perspektif sosio-ekologi
oleh Bronfenbrenner. Remaja penyintas kekerasan seksual mengalami berbagai trauma,
baik fisik dan psikis yang berpotensi mengganggu kehidupan mereka. Studi-studi
terdahulu menyimpulkan bahwa resiliensi dapat dibentuk melalui tiga faktor, yaitu faktor
internal, faktor dukungan sosial, serta faktor strategi dan proses pemulihan yang
diterapkan. Namun, masih studi-studi terdahulu kurang menyoroti secara spesifik
kontribusi lembaga penyedia layanan dalam proses tersebut. Penelitian ini menunjukkan
peran Yayasan Pulih mencakup intervensi pada berbagai tingkat sistem sosial yang
memengaruhi proses pemulihan, mulai dari mikrosistem, mesosistem, eksosistem, hingga
makrosistem. Temuan ini menunjukkan bahwa proses resiliensi remaja penyintas tidak
dapat dilepaskan dari dukungan lintas sistem. Keberhasilan pemulihan juga ditentukan
oleh kualitas interaksi antara individu dengan lingkungannya. Dengan menggunakan
metode kualitatif melalui wawancara mendalam, penelitian ini melibatkan remaja
penyintas serta perwakilan dari Yayasan Pulih. Hasil temuan dari penelitian diharapkan
dapat memperkuat pemahaman tentang bagaimana lembaga seperti Yayasan Pulih dapat
berperan secara strategis sebagai penghubung antara penyintas dan sekolah.
Deskripsi Lengkap