Proyek WestConnex di Sydney merepresentasikan tata kelola neoliberal dan post-politik dalam
pembangunan perkotaan. Proyek yang diklaim sebagai solusi kemacetan, justru memicu
kontroversi akibat dampak lingkungan dan gentrifikasi. Melalui kebijakan seperti privatisasi
infrastruktur dan kemitraan publik-swasta, otoritas negara meminggirkan partisipasi
masyarakat lokal sembari mengamankan keuntungan korporasi melalui skema pemungutan tol.
Narasi teknokratis digunakan untuk meredam kritik. Hal ini selanjutnya mengubah perdebatan
politik menjadi persoalan teknis yang mengutamakan pertumbuhan ekonomi. Proses
pengambilan keputusan yang tertutup dan hierarkis sehingga mengabaikan keberatan
komunitas mencerminkan dominasi agenda pasar atas kepentingan sosial-ekologis. Kasus ini
mengungkap kontradiksi antara retorika kepentingan publik dan praktik privatisasi, sekaligus
menegaskan perlunya pendekatan perencanaan yang lebih inklusif untuk mengatasi
ketimpangan struktural dalam tata kelola perkotaan.
Deskripsi Lengkap