Deskripsi Lengkap

Skripsi
No. Panggil : SK-KES 003/2025 Dha u
Judul : Upaya Pemenuhan Kebutuhan Emosional Remaja melalui Keluarga Asuh (Studi Deskriptif pada Remaja Usia 15-18 Tahun di SOS Children?s Villages Jakarta)
Pengarang : Dhanya Reiza Vidyani Maisa
Strata :
Pembimbing : Dra. Dwi Amalia Chandra Sekar, M.Si
Fakultas : Fakultas Ilmu Sosial dan ilmu Politik
Tahun : 2025
Open/Membership :
Ketersediaan
Nomor Panggil No. Barkod Ketersediaan
SK-KES 003/2025 Dha u 2025-0003 TERSEDIA
Ulasan Anggota
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 82197
Sampul
Abstrak
Masa remaja merupakan periode transisi penting dalam perkembangan anak yang ditandai dengan ketegangan emosional dan ketidakstabilan perasaan sehingga membuat anak lebih rentan terhadap stres dan tekanan. Kondisi ini menjadi lebih kompleks bagi anak yang kehilangan pengasuhan keluarga kandung karena keterbatasan kasih sayang orang tua selama masa tumbuh kembangnya. SOS Children?s Villages Jakarta menyediakan layanan keluarga asuh bagi anak-anak yang kehilangan pengasuhan orang tua kandung, di mana anak-anak tinggal dalam rumah bersama seorang ibu asuh yang bertanggung jawab memenuhi berbagai kebutuhan anak, termasuk kebutuhan emosional. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan pemenuhan kebutuhan emosional remaja usia 15-18 tahun serta upaya keluarga asuh dalam memenuhinya. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan teknik wawancara semi-terstruktur, FGD, dan studi dokumen. Informan terdiri dari 5 remaja, 5 ibu asuh, 1 Village Director, dan 1 Pembina, yang dipilih melalui purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemenuhan kebutuhan emosional remaja usia 15-18 tahun di SOS Children?s Villages Jakarta telah mencakup lima kebutuhan emosional menurut Pringle (1986), yaitu kasih sayang, rasa aman, pujian dan pengakuan, pengalaman baru, serta tanggung jawab. Secara umum, kebutuhan tersebut terpenuhi melalui dukungan emosional ibu asuh, rasa aman secara fisik dan emosional, pemberian apresiasi, dan dukungan dalam menentukan keputusan. Meskipun demikian, masih ditemukan anak yang merasa kebutuhan kasih sayangnya belum optimal karena respons ibu belum sesuai harapan anak. Selain itu, pada kebutuhan apresiasi, terdapat kesenjangan antara bentuk pujian yang diberikan ibu dengan ekspektasi anak. Keluarga asuh berupaya memenuhi kebutuhan emosional anak dengan memberikan kasih sayang verbal dan nonverbal, menciptakan lingkungan yang aman dan stabil, dan mendukung anak saat pengambilan keputusan. Ibu asuh juga mendampingi anak saat menghadapi masalah, memberikan apresiasi atas usaha dan prestasi, serta mendorong anak untuk mencoba pengalaman baru. Selain itu, pembina di lembaga berperan sebagai figur pendamping alternatif ketika anak merasa kurang nyaman untuk berbagi kepada ibu. Berdasarkan hasil penelitian, disarankan kepada pihak SOS Children?s Villages Jakarta untuk lebih aktif mengidentifikasi kebutuhan emosional anak secara individual, termasuk menyesuaikan pola kasih sayang dan apresiasi yang sesuai kebutuhan anak. Selain itu, perlu dilakukan pendampingan rutin bagi ibu asuh terkait dinamika emosional remaja, serta memperkuat peran pembina sebagai pendamping emosional anak.