Mahasiswa dari keluarga berpenghasilan rendah kerap menghadapi tantangan
dalam menyesuaikan diri dengan dinamika kehidupan kampus, meskipun telah
mendapatkan dukungan melalui kebijakan afirmatif seperti program beasiswa. Kondisi
ini mencerminkan adanya kerentanan psikososial yang dapat memengaruhi kualitas hidup
mereka, terutama pada fase perkembangan krusial sebagai mahasiswa yang sedang
berada pada tahap emerging adulthood. Pada fase ini, individu sedang berada dalam
proses pencarian jati diri, membangun relasi sosial yang bermakna, serta menetapkan arah
hidup ke depan. Dalam konteks tersebut, penting bagi mahasiswa untuk memiliki
kesejahteraan subjektif, yaitu sejauh mana individu merasa puas terhadap hidupnya dan
sering merasakan emosi positif dibandingkan emosi negatif. Persepsi terhadap dukungan
sosial menjadi penting karena dapat menumbuhkan rasa aman, diterima, dan terhubung
dengan lingkungan. Sementara itu, efikasi diri menggambarkan keyakinan seseorang atas
kemampuannya dalam menghadapi tantangan dan mencapai tujuan. Minimnya kedua
faktor tersebut dapat membuat mahasiswa dari keluarga kurang mampu cenderung
memiliki tingkat kesejahteraan subjektif yang lebih rendah dibandingkan mahasiswa
lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara dukungan sosial
dan efikasi diri dengan kesejahteraan subjektif mahasiswa penerima Kartu Jakarta
Mahasiswa Unggul (KJMU) di Universitas Indonesia (UI). Penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian cross-sectional yang dilaksanakan pada
bulan Februari hingga Mei 2025. Instrumen yang digunakan meliputi Skala
Kesejahteraan Subjektif, Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS),
dan General Self-Efficacy Scale (GSES). Penelitian ini melibatkan 181 mahasiswa
penerima KJMU di Universitas Indonesia sebagai sampel. Data yang terkumpul
kemudian dianalisis menggunakan bantuan Microsoft Excel dan SPSS untuk memperoleh
gambaran serta hubungan antar variabel yang diteliti. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa sebagian besar mahasiswa memiliki tingkat kesejahteraan subjektif dan dukungan
sosial dalam kategori tinggi, sementara efikasi diri dalam kategori sedang. Analisis
dengan uji Somers? D menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara dukungan
sosial dengan kesejahteraan subjektif (D = .299, p < .001), begitu pula dengan efikasi diri
(D = .255, p < .001). Meskipun kekuatan hubungan berada pada kategori lemah, hasil ini
tetap menunjukkan bahwa baik dukungan sosial maupun efikasi diri memainkan peran
penting dalam mendukung kesejahteraan subjektif mahasiswa. Temuan ini menegaskan
bahwa persepsi akan adanya dukungan sosial yang memadai serta keyakinan terhadap
kemampuan diri sendiri merupakan faktor penting dalam meningkatkan kualitas hidup
mahasiswa, khususnya mereka yang berasal dari keluarga kurang mampu. Hasil
penelitian ini diharapkan menjadi acuan bagi penyelenggara beasiswa untuk tidak hanya memberi bantuan finansial, tetapi juga intervensi psikososial, serta mendorong riset
lanjutan untuk kesejahteraan mahasiswa dari keluarga kurang mampu.
Deskripsi Lengkap